Asap mengepul saat Israel melakukan penggerebekan di rumah sakit Al Shifa dan kawasan sekitarnya, di Kota Gaza, 20 Maret 2024. /REUTERS/Dawoud Abu Alkas



Mitha Paradilla Rayadi - 15 Mei 2024, 07:20 WIB

PIKIRAN RAKYAT - Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham membuat pernyataan kontroversial dengan terang-terangan mendukung Israel untuk menjatuhkan bom nuklir di Gaza guna mengakhiri perang dengan cepat.  

Pernyataan ini disampaikan Graham saat wawancara di program "Meet the Press" NBC News, di mana ia membandingkan situasi tersebut dengan keputusan AS mengebom Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II.  

"Ketika kami dihadapkan pada kehancuran sebagai sebuah bangsa setelah Pearl Harbor, melawan Jerman dan Jepang, kami memutuskan untuk mengakhiri perang dengan mengebom Hiroshima [dan] Nagasaki dengan senjata nuklir," kata Graham. "Itu adalah keputusan yang tepat."  

Graham menegaskan bahwa Israel harus diberikan bom yang mereka butuhkan untuk mengakhiri perang dan mempertahankan diri.  

"Beri Israel bom yang mereka butuhkan untuk mengakhiri perang. Mereka tidak boleh kalah," ujarnya.  

Graham, yang dikenal sebagai pendukung setia Israel, menggunakan analogi ini berulang kali untuk mengkritik Presiden Joe Biden yang mengancam akan menahan senjata tertentu dari Israel jika mereka melancarkan operasi militer di Rafah, Gaza.  

Ia menyinggung kebijakan Presiden Ronald Reagan yang menahan senjata dari Israel selama perang di Lebanon pada tahun 1980-an dan membandingkannya dengan situasi saat ini.  

"Bolehkah aku mengatakan ini?" Graham bertanya. "Mengapa Amerika diperbolehkan menjatuhkan dua bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki untuk mengakhiri ancaman perang mereka? Mengapa kami boleh melakukan hal itu? Saya pikir itu baik-baik saja."  

"Jadi, Israel, lakukan apapun yang harus Anda lakukan untuk bertahan hidup sebagai negara Yahudi. Apapun yang harus kamu lakukan," tambahnya.

Graham juga mengkritik keras para pejabat militer AS yang menolak penggunaan senjata berat di Gaza. "Ya, para pejabat militer yang Anda bicarakan ini benar-benar omong kosong," ujarnya.  

Komentar Graham muncul setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken menolak untuk mengidentifikasi "garis merah" dengan Israel terkait penggunaan bom "muatan tinggi".  

Blinken menyatakan bahwa AS tidak dapat mendukung operasi militer besar-besaran di Rafah tanpa rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil.  

"Jika tidak ada rencana yang kredibel untuk membuat [warga sipil] keluar dari bahaya dan mendukung mereka, presiden telah sudah jelas untuk beberapa waktu bahwa kami tidak dapat dan tidak akan mendukung operasi militer besar-besaran di Rafah," kata Blinken.  

Blinken juga menyatakan kekhawatiran AS mengenai dampak senjata berat atau bom besar ketika digunakan di lingkungan perkotaan yang padat seperti Rafah.  

Graham menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil selama konflik. "Saya pikir tidak mungkin mengurangi kematian warga sipil di Gaza selama Hamas menggunakan penduduknya sebagai tameng manusia.

Saya belum pernah melihat dalam sejarah peperangan adanya upaya terang-terangan yang dilakukan musuh - Hamas - yang membahayakan warga sipil," katanya.  

Pernyataan Graham mencerminkan komentar serupa dari Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu, yang sebelumnya menyatakan bahwa senjata nuklir bisa menjadi pilihan dalam konflik dengan Hamas.  

Komentar Eliyahu mendapat reaksi dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang kemudian memberlakukan skorsing terhadap Eliyahu.***

Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-018088145/senator-asisrael-penjajah-harusnya-bom-nuklir-gaza-mereka-tak-boleh-kalah?page=2

Tags : Bom Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -