ledakan bom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)(George R. Caron / Charles Retribusi )



Tim Redaksi: Erwina Rachmi Puspapertiwi, Farid Firdaus Tim Redaksi

Kompas.com - 05/08/2023, 14:00 WIB

 

KOMPAS.com - Perang yang diwarnai dengan penjatuhan bom nuklir atau bom atom pada masa lalu masih dapat dilihat hingga saat ini.  

Sebagai contoh, ledakan bom atom yang menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada Agustus 1945. Dalam foto, bisa dilihat awan berbentuk jamur saat bom itu meledak.  

Ledakan bom atom, seperti di Hiroshima dan Nagasaki maupun bom nuklir menyebabkan kerusakan pada bangunan dan dampak serius bagi makhluk hidup.  

Meski demikian, terdapat foto dan rekaman video kejadian tersebut dan masih bisa dilihat hingga saat ini.  

Lantas, bagaimana foto dan video itu diambil?

Kamera diletakkan jauh dari ledakan bom

Lokasi kamera yang digunakan untuk merekam ledakan bom diperkirakan menjadi penyebab foto atau rekaman video kejadian itu dapat dilihat hingga saat ini.  

Sejarawan senior di Laboratorium Nasional Los Alamos, AS Alan Carr mengatakan, kamera tersebut diletakkan jauh dari area ledakan. Hal ini membuat kamera dapat menangkap ledakan bom dengan baik.  

Dilansir dari Reuters (29/7/2023), peralatan rekaman untuk uji coba bom Trinity pada 1945 diletakkan di bunker pada ketinggian 9.144 meter.  

Tidak hanya itu, kamera tak berawak juga digunakan untuk mendekati area ledakan pada jarak 731 meter.  

“Kamera ditempatkan di dalam kotak berlapis timah di kereta luncur, di mana mereka menangkap gambar ledakan di cermin yang langsung terkena cahaya dan ledakan tersebut,” tambah Carr.

Lapisan timah juga digunakan di bangunan yang menjadi tempat peletakkan kamera. Gunanya untuk melindungi dari ledakan.

Tidak hanya satu kamera

Kamera yang digunakan untuk merekam ledakan bom nuklir juga tidak hanya ada satu.  

Diberitakan Politifact (4/7/2023), beberapa kamera dipasang mengarah ke lokasi pengujian bom.  

Satu kamera digunakan untuk merekam interior bangunan tempat kamera-kamera diletakkan.  

Berbagai sudut dan pengaturan kamera digunakan untuk mendokumentasikan sebanyak mungkin ledakan nuklir serta memperhitungkan potensi kerusakan peralatan.

Fotografer mengorbankan diri

Kamera dilengkapi alat optik canggih dengan lensa panjang, lensa proyeksi, dan cermin. Ini memungkinkan rekaman diambil dari jarak jauh dan tanpa kamera.  

Meski ada kamera yang dioperasikan tanpa awak, tidak jarang orang yang bertugas menjadi fotografer dan terpaksa mengorbankan diri demi merekam ledakan bom nuklir.  

Dikutip dari Peta Pixel (31/7/2023), banyak fotografer tanpa nama yang meninggal karena kanker. Penyakit itu diderita akibat paparan nuklir saat pengeboman.  

Sayangnya, peran fotografer bom nuklir kurang dihargai. Hanya foto dan video karya mereka yang mendapatkan perhatian.

 

Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/05/140000665/bagaimana-foto-dan-video-ledakan-bom-nuklir-saat-perang-diambil?page=2

Sumber : Kompas

Tags : Bom Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -