AFP Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.



Kamis 18 Mei 2023, 15:53 WIB
Ferdian Ananda | Internasional

PERANG di Ukraina dan agresi Tiongkok terhadap Taiwan akan mendominasi diskusi negara G7 minggu ini. Namun, PM Jepang Fumio Kishida diperkirakan akan meluangkan waktu untuk mendorong sebuah janji mengenai senjata nuklir saat para pemimpin negara bertemu di Hiroshima.

Sejak hari ini, Kamis, (18/5), para pemimpin mulai berdatangan, menjelang kunjungan pada hari Sabtu ke Museum Peringatan Perdamaian di kota tersebut, disuguhkan dengan pameran tragedi yang terjadi setelah AS menjatuhkan bom nuklir pada 6 Agustus 1945, yang menewaskan 140.000 orang pada akhir tahun.

Kishida, Joe Biden, Rishi Sunak, dan para pemimpin G7 lainnya diperkirakan akan menyaksikan pertunjukan termasuk simulasi yang mereproduksi gelombang kehancuran yang terjadi setelah pengeboman. Dengan korban manusia yang diwakili oleh hal-hal yang biasa, seragam sekolah yang robek-robek, isi kotak makan siang yang menghitam, sebuah sepeda motor roda tiga yang pemiliknya yang berusia tiga tahun akan meninggal dunia dalam waktu 24 jam.

Kebutuhan dan bahaya senjata nuklir semakin meningkat sejak Barack Obama menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima pada tahun 2016. Vladimir Putin telah menolak untuk secara terbuka mengesampingkan penggunaan senjata nuklir taktis di Ukraina, sementara Korea Utara terus mengembangkan rudal yang lebih canggih bahkan secara teoritis mampu mengirimkan hulu ledak nuklir ke daratan AS.

Nuklir dan Hiroshima

Keputusan Kishida untuk memilih Hiroshima untuk menjadi tuan rumah KTT ini memiliki simbolisme yang kuat, di mana kehadiran fisik yang paling mencolok, kubah bom atom, akan berada di depan mata para pemimpin saat mereka meletakkan bunga di tugu peringatan bagi 333.907 orang yang kematiannya disebabkan bom atom hampir delapan dekade yang lalu.

Kishida mengungkapkan keinginannya untuk dunia tanpa senjata nuklir, meskipun para pegiat menunjukkan kegagalan Jepang menandatangani perjanjian PBB tahun 2021 yang melarang kepemilikan dan penggunaan senjata nuklir.

"Saya yakin langkah pertama menuju upaya perlucutan senjata nuklir adalah dengan memberikan pengalaman langsung tentang konsekuensi dari bom atom dan dengan tegas menyampaikan realitasnya," kata Kishida tentang rencana kunjungan kelompok ke museum perdamaian.

Sementara itu, sekretaris jenderal PBB, António Guterres menyerukan kepada para pemimpin G7 untuk menyatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam situasi apa pun.

"Ini adalah momen di mana kita harus menegaskan perlunya merevitalisasi perlucutan senjata, dan terutama perlucutan senjata nuklir," kata Guterres kepada media Jepang menjelang kunjungannya ke Hiroshima.

Para hibakusha yang berusia lanjut (penyintas serangan Hiroshima) mengatakan bahwa KTT ini merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menyampaikan argumen perlucutan senjata nuklir secara langsung kepada Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris, yang merupakan tiga kekuatan nuklir dunia. Beberapa dari mereka diharapkan untuk bertemu dengan para pemimpin G7.

"Saya ingin melihat para pemimpin berkomitmen untuk menyingkirkan senjata nuklir," kata Shigeaki Mori, seorang penyintas berusia 86 tahun.

"Saya juga tahu bahwa sangat sulit untuk membuat mereka melangkah sejauh itu,” terangnya.

Kishida ingin menggunakan KTT ini untuk menekan para tamunya agar berkomitmen terhadap transparansi dalam hal pengurangan stok dan persenjataan. Tetapi di tengah meningkatnya ketegangan yang berpusat pada Rusia, Korea Utara, dan Tiongkok tentunya harapan untuk adanya terobosan sangat kecil.

(The Guardian/Z-9)

Sumber: https://mediaindonesia.com/internasional/582302/jepang-siapkan-agenda-perjanjian-senjata-nuklir-di-pertemuan-g7

Sumber : Media Indonesia

Tags : Perundingan Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -