Presiden Amerika Serikat, Joe Biden /Reuters/Mike Blake



PikiranRakyat.com / Puteri Ratnasari - 1 September 2022, 11:50 WIB

Sumber: Pikiran Rakyat

Editor: Rahmi Nurfajriani


PIKIRAN RAKYAT- Beberapa waktu yang lalu, Iran mengajukan proposal dihidupkannya kembali tenaga Nuklir di negaranya tersebut.

Hal tersebut sempat mendapat penundaan dari pihak Amerika, dan Iran menganggap Amerika lambat dan tidak tegas.

Presiden Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada hari Rabu, 31 Agustus 2022.

Dirinya menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk memperoleh senjata nuklir, kata Gedung Putih.

Ketika Teheran mencari jaminan yang lebih kuat dari Washington untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia.

Israel menentang kembalinya ke kesepakatan 2015, yang memberlakukan pembatasan pada program senjata nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi AS, Uni Eropa dan PBB terhadap Teheran.

Untuk menyenangkan Israel, mantan presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras.

Sanksi tersebut mendorong Teheran untuk melanggar batas nuklir pakta.

Biden telah bersumpah untuk menghidupkan kembali perjanjian itu sambil memastikan keamanan Israel, musuh bebuyutan regional Iran.

"Presiden menggarisbawahi komitmen AS untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir" dalam sebuah seruan di mana Biden dan Lapid juga membahas "ancaman yang ditimbulkan oleh Iran," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Biden juga menekankan pentingnya menyelesaikan negosiasi batas maritim antara Israel dan Lebanon, tambah pernyataan itu.

Dalam pembacaan telepon itu sendiri, kantor Lapid mengatakan mereka "berbicara panjang lebar tentang negosiasi perjanjian nuklir, dan komitmen bersama mereka untuk menghentikan kemajuan Iran menuju senjata nuklir."

Kesepakatan nuklir muncul mendekati kebangkitan pada bulan Maret. Tetapi pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington kemudian terhenti karena beberapa masalah.

Masalah itu termasuk desakan Teheran bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menutup penyelidikannya terhadap jejak uranium yang ditemukan di tiga situs yang tidak diumumkan sebelum pakta nuklir dihidupkan kembali.***


Sumber: Reuters

Tags : Senjata NuklirPerundingan NuklirPerang NuklirPengawasan Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -