Sejumlah pendemo memprotes pembuangan limbah nuklir Fukushima ke laut. (AP/Eugene Hoshiko)



CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2023 07:26 WIB

1. Jepang Bakal Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Pakar Ungkap Keamanannya

Jakarta, CNN Indonesia -- Protes keras berbagai negara muncul menyusul rencana pembuangan limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang, ke laut. Seburuk apa dampaknya buat lingkungan?
Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), operator di PLTN itu, dikutip dari AP, pekan lalu, mengatakan semua peralatan yang diperlukan untuk melepas air limbah radioaktif dari pembangkit Fukushima telah selesai.

Selain itu, fasilitas ini bakal siap untuk pemeriksaan keselamatan oleh regulator Jepang pada periode tersebut.

Pihaknya operator tengah memasang bagian terakhir dari terowongan bawah laut sepanjang 1 km yang digali untuk melepaskan air lepas pantai, menyelesaikan pembangunan peralatan yang diperlukan yang dimulai Agustus 2022.

Ketua Otoritas Regulasi Nuklir Shinichi Yamanaka mengatakan pemeriksaan keselamatan peralatan dimulai Rabu (28/6). 

Rencana ini menuai protes nelayan lokal dan banyak negara, mulai tetangga Jepang seperti China dan Korea Selatan, hingga negara-negara kepulauan Pasifik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan lautan "bukanlah selokan pribadi Jepang."

Ia memperingatkan pelepasan yang diusulkan membawa risiko bagi negara tetangga dan negara-negara Kepulauan Pasifik. Wang menyebut pembuangan itu sebagai langkah egois "yang menempatkan kepentingan bersama seluruh umat manusia dalam bahaya."

Sisa tritium
Profesor Ilmu Lingkungan University of Portsmouth Jim Smith dalam tulisannya di The Conversation menyebut pembuangan air limbah itu merupakan "opsi terbaik."

"Sebagai pakar ilmu lingkungan, saya telah mempelajari selama 30 tahun lebih di bidang dampak polutan radioaktif terhadap lingkungan. Saya kira, melepaskan air limbah merupakan opsi terbaik," tulisnya dalam artikel berjudul Fukushima to release wastewater - an expert explains why this could be the best option.

Menurutnya, air limbah yang diproduksi di Fukushima telah diolah yang membuat hampir semua elemen radioaktifnya terbuang.

"Itu termasuk kobalt 60, strontium 90, caesium 137. Namun, tritium (bentuk radioaktif hidrogen) tetap ada di sana (air limbah)," tulis Jim.

Ia menulis ketika atom hidrogen di dalam air digantikan tritium, air tritium radioaktif terbentuk.

"Air yang mengandung tritium (tritiated water) secara kimiawi mirip dengan air normal, yang membuat pemisahannya dari air limbah menjadi mahal, intensif energi, dan memakan waktu," tulis Jim.

"Tetapi seiring berjalannya elemen radioaktif, tritium relatif tidak berbahaya dan keberadaannya sebagai air tritiasi mengurangi dampak lingkungannya. Secara kimiawi identik dengan air biasa, air yang mengandung tritium melewati organisme seperti air sehingga tidak terakumulasi dengan kuat di dalam tubuh makhluk hidup," urainya.

Menurut Jim, hal tersebut menjadikan hewan yang terekspos air itu memiliki konsentrasi tritium di tubuhnya "yang kira-kira sama dengan jumlah tritium di sekitar satwa tersebut."

2. Tritium Bisa Merusak DNA

PLTN Fukushima yang bocor usai Jepang dilanda tsunami pada 2011. (AP/Kota Endo)

Tritium sendiri memang dapat merusak DNA ketika menghasilkan parrtikel DNA saat meluruh. Namun, kata dia, tritium beta itu bukan partikel yang sangat energik. Seseorang perlu menelan banyak untuk diberi dosis radiasi yang signifikan.
"Standar air minum Organisasi Kesehatan Dunia untuk tritium adalah 10.000 Becquerels (Bq) per liter. Ini beberapa kali lebih tinggi dari konsentrasi yang direncanakan dari debit air di Fukushima," tulis Jim.

Kesulitan memisahkan tritium dari air limbah dan dampak lingkungannya yang terbatas menjadi alasan fasilitas nuklir di seluruh dunia telah melepaskannya ke laut selama beberapa dekade.

Situs Fukushima Daiichi berencana untuk melepaskan sekitar 1 Petabecquerel (PBq - 1 dengan 15 angka nol setelahnya) tritium dengan laju 0,022 PBq per tahun.

Meski terdengar seperti jumlah yang besar, Jim mengungkapkan secara global, 50-70 PBq tritium sesungguhnya dihasilkan secara alami di atmosfer oleh sinar kosmik setiap tahun.

"Namun pelepasan air radioaktif harus dilakukan dengan benar," tulis Jim.

"Studi Jepang memperkirakan bahwa air limbah akan diencerkan dari ratusan ribu Bq per liter tritium dalam tangki penyimpanan menjadi 1.500 Bq per liter dalam air buangan. Mengencerkan air limbah sebelum dilepaskan akan mengurangi dosis radiasi bagi manusia," pungkas Jim.

Senada dengan Jim, Vincent Gorgues, penasihat senior di Komisi Energi Alternatif dan Atom Prancis divisi dekomisi dan pembongkaran mengatakan Tepco sudah kehabisan cara menangani PLTN Fukushima.

Ruang untuk tangki penyimpanan tambahan untuk air hampir habis, katanya, dan menguapkan air ke udara akan memakan waktu lama dan tetap menghasilkan pelepasan tritium.

"Prancis telah melepaskan tritium selama beberapa dekade ke laut sambil memantau secara tepat dampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia terhadap populasi di sekitarnya - dan tidak menemukannya. Konsentrasi tritium Jepang akan dirilis bahkan lebih rendah dari Perancis." kata Gorgues seperti dilansir South China Morning Post. 

(lth/arh)

Sumber: 

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230616232228-199-963030/jepang-bakal-buang-air-limbah-nuklir-ke-laut-pakar-ungkap-keamanannya

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230616232228-199-963030/jepang-bakal-buang-air-limbah-nuklir-ke-laut-pakar-ungkap-keamanannya/2

Sumber : CNN Indonesia

Tags : Limbah Radioaktif

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -