Foto: Screenshot (Detik)
Kamis, 30 Mei 2024 14:30 WIB
Jakarta - Tokyo Electric Power Company Holdings(TEPCO), operator PLTN Fukushima Daiichi, memamerkan robot baru yang akan dipakai untuk membersihkan lelehan nuklir di satu reaktor yang hancur dalam tsunami dan gempa bumi dahsyat pada tahun 2011. Robot tersebut menyerupai lengan dengan penjepit pada bagian ujungnya, dan akan dioperasikan di reaktor nomor 2 Fukushima Daiichi. Robot tersebut akan dipakai untuk menguji pembersihan serpihan bahan bakar nuklir yang saat ini masih tersimpan di reaktor tersebut.
Sebenarnya, pembersihan lelehan bahan bakar nuklir itu dijadwalkan pada akhir 2021, namun terpaksa tertunda karena tingkat kesulitannya yang sangat tinggi, demikian dikutip detikINET dari AP, Kamis (30/5/2024).
Saat dipamerkan di fasilitas milik Mitsubishi Heavy Industries di Kobe, Jepang, terlihat robot tersebut berbentuk seperti sebuah pipa teleskopik yang bisa dipanjangkan dan punya penjepit di bagian ujungnya. Penjepit inilah yang akan berfungsi memungut "kerikil" di reaktor nuklir nomor 2. TEPCO menargetkan untuk mengambil serpihan bahan bakar nuklir dengan bobot kurang dari 3 gram dalam pengujiannya nanti di Fukushima.
"Kami percaya pengujian pengambilan serpihan bahan bakar nuklir dari Unit 2 adalah tahap paling penting untuk menjalankan dekomisioning. Ini sangat penting untuk melakukan pengujian dengan aman dan stabil," kata Yusuke Nakagawa, group manager TEPCO untuk program pembersihan serpihan bahan bakar nuklir ini. Secara total, diperkirakan ada 880 ton lelehan bahan bakar nuklir yang masih tersimpan di tiga reaktor Fukushima Daiichi, yang menyimpan radiasi sangat tinggi. Pemerintah Jepang dan TEPCO memperkirakan pembersihan tersebut membutuhkan waktu 30 sampai 40 tahun, meski perkiraan ini dianggap terlalu optimis, karena tiap reaktor punya kerusakan berbeda, dan masing-masing membutuhkan rencana spesifik untuk pembersihannya. Sebelumnya TEPCO pernah mengirimkan robot ke reaktor nomor 1 untuk memeriksa inti dan bahan bakar nuklir yang meleleh. Tujuan mereka adalah mempelajari kondisi bahan bakar bekas untuk memfasilitasi pembuangannya sehingga pembangkit listrik dapat dinonaktifkan.
