Tangkapan layar unggahan memuat informasi yang belum terbukti kebenarannya, soal ikan di Tuban, Jawa Timur tercemar limbah beracun dari Jepang.(akun Facebook)



Tim Cek Fakta Tim Redaksi

Kompas.com - 14/09/2023, 08:40 WIB

 

KOMPAS.com - Beredar video yang memuat narasi soal ikan di Pantai Tuban, Jawa Timur, tercemar limbah beracun dari Jepang.  

Video itu menampilkan sejumlah orang mengangkut ikan di pinggir pantai. Ikan-ikan yang telah terkumpul dalam wadah kemudian ditaruh dalam mobil pikap.  

Video tersebut ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan YouTube ini. Ada pula yang beredar melalui WhatsApp.  

Berikut narasi yang ditulis pada salah satu akun, Rabu (13/9/2023):  

Jangan makan ikan dulu. Limbah racun dari jepang sdh masuk ke indonisia. (Jawa Timur, Tuban).

Penelusuran lokasi

Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri informasi mengenai lokasi video tersebut menggunakan Google Maps.  

Pertama, Tim Cek Fakta mencari lokasi jalan yang dekat dengan garis pantai, salah satunya Jalan Raya Semarang Tuban.  

Terdapat penanda yang mengidentifikasi lokasi video, seperti baliho, rumah makan, dan pagar bangunan.  

Ketiganya terdapat di depan Hotel Purnama. Hotel itu berseberangan dengan pantai laut utara Pulau Jawa dan bersebelahan dengan Rumah Makan Pangestune.  

Terdapat pula baliho yang terpasang di trotoar.  

Penanda tersebut menjadi indikasi bahwa video itu berlokasi di Tuban dan dibuat pada 2023. Ini diketahui dari data pengambilan gambar di Google Maps menunjukkan Juli 2023.

Kedua, Tim Cek Fakta mencari perbandingan suasana lokasi di video pada tahun sebelumnya. Hasil penelusurannya dapat dilihat di sini.  

Berdasarkan data Agustus 2022, terdapat perbedaan tampilan jalur pedestrian. Pola jalur pedestrian berbeda dengan tampilan di video.  

Selain itu, masih terdapat pohon sepanjang jalur pedestrian.

Satu jenis ikan

Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Eko Arif Yulianto mengatakan, ikan yang diangkut di bibir pantai tersebut merupakan jenis ikan manyung.

"Informasi dari teman-teman kami di lapangan, fakta yang ada ikan yang didapat itu satu jenis yakni manyung," ungkap Eko, saat dihubungi Tim Cek Fakta, Rabu (13/9/2023).  

Menurut Eko, umumnya perairan yang tercemar limbah berdampak pada lebih dari satu jenis ikan.  "Analisis sementara kalau itu pencemaran, harusnya ikannya tidak satu jenis," terang Eko.

Ia menjelaskan, ikan manyung biasanya terdapat di perairan laut dalam, tetapi akan muncul ke permukaan ketika ada faktor tertentu.  

"Misalnya sedang memijah (musim kawin)," imbuhnya.  

Terkait peringatan untuk tidak memakan ikan dari Tuban, Eko mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya informasi yang belum terbukti kebenarannya.  "

Jangan mudah percaya berita yang belum tentu kebenarannya," kata Eko.

Soal limbah Jepang

Kontroversi soal air limbah yang dikelola pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang menjadi sorotan.  

Air limbah yang dibuang ke Samudera Pasifik tersebut memicu kecemasan skala internasional.  

Dilansir BBC, sejumlah negara telah melarang konsumsi ikan dari Jepang, seperti China dan Taiwan.  

Sementara, ribuan orang di Seoul, Korea Selatan juga menyerukan perhatian terkait limbah.  

Sebagai bentuk tanggapan atas kecemasan tersebut, pihak berwenang Jepang bekerja sama dengan Tepco, berjanji meluncurkan publikasi berkala mengenai tingkat radioaktif dalam air melalui data daring real-time.  

Sejauh ini belum terdapat kajian ilmiah atau informasi valid yang membuktikan bahwa limbah nuklir dari Jepang telah mencemari perairan Indonesia.  

Tim Cek Fakta mencoba menghubungi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban, tetapi belum mendapatkan respons hingga tulisan ini diterbitkan.

 

Sumber: https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/09/14/084000382/cek-fakta--belum-ada-bukti-ikan-di-tuban-tercemar-limbah-jepang?page=all

Sumber : Kompas

Tags : Limbah Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -