Presiden Iran Ebrahim Raisi



21 Mei 2024, 02:42 WIB

PIKIRAN RAKYAT BMR - Belum lama ini, dunia di 'gegerkan' oleh kabar meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi.  

Infromasi diperoleh, Presiden Iran, Ebrahim Raisi, meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di daerah pegunungan berkabut tebal di barat laut Iran pada Minggu, 19 Mei 2024.  

Kabar duka, atas meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi ini menjadi pukulan berat bagi masyarakat di negara tersebut.  Meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi ini mengangetkan dunia.  

Pasalnya, secara keseluruhan, helikopter itu membawa 6 penumpang dan 3 kru penerbangan yang semuanya meninggal dunia.  

Dari keterangan yang diperoleh helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi mengalami pendaratan keras atas kondisi buruk cuaca saat itu.  Hal itu disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Iran, Ahmed Vahidi.  

Seorang pejabat Iran yang berbicara anonim, menyebutkan bahwa Presiden dan Menteri Luar Negeri sedang dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke perbatasan Azerbaijan.  

Evakuasi Helikopter

Operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut pada Senin pagi di daerah pegunungan di Iran barat laut, beberapa jam setelah sebuah helikopter yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi dan rombongannya jatuh.  

Lebih dari 65 tim penyelamat darurat telah dikirim ke daerah di Provinsi Azerbaijan Timur di mana insiden itu terjadi, tetapi cuaca buruk menghambat upaya tersebut.

Menurut laporan terbaru, radius operasi pencarian terhadap helikopter yang mengalami “pendaratan keras” serta membawa Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, ulama senior Ayatollah Al-Hashem dan Gubernur Azerbaijan Timur Malik Rehmat itu telah dikurangi dari 20 km menjadi 2 km. Namun, kondisi pencarian dilaporkan masih kurang baik di tengah kabut tebal, hujan lebat, dan medan yang berat di kawasan tersebut.  

Dilansir dari kabarindramayu.pikiran-rakyat.com, kondisi pencarian dilaporkan masih kurang baik di tengah kabut tebal, hujan lebat, dan medan yang berat di kawasan tersebut.  

Tentu meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi sangat membawa duka bagi negara tersebut.  

Untuk mengenang Presiden Iran, Ebrahim Raisi yang telah meninggal dunia dalam kecelakaan, berikut ini PR BMR ulas profilnya, sebagaimana dikutip dari pikiran.rakyat.com, Selasa 21 Mei 2024.  

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi  Ebrahim Raisi lahir dari keluarga konservatif di Masshad pada 14 Desember 1960 silam. Usia kanak-kanaknya tercatat dihabiskan dengan mempelajari teologi di Qom, Iran.  

Ketika revolusi kerakyatan mengubah Iran sebagai negara teokrasi, Raisi remaja memilih menjadi partisipan yang antusias dalam menegakkan visi Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam.  

Pada usia 21 tahun, Raisi menjajal profesi jaksa dengan berbagai kasus politik di Karaj dan Hamadan. Ia memperoleh reputasi sebagai salah satu tokoh rezim paling kejam yang rela mengotori tangannya.  

Dalam beberapa tahun, karier Raisi mengejutkan peningkatan pesat lantaran pengumuman pengangkatannya sebagai hakim. Saat itu, banyak masyarakat Iran selama bertahun-tahun mempertanyakan kredibilitas profesionalnya.  

Raisi juga menghadapi sanksi dari AS dan negara lain atas keterlibatannya dalam eksekusi massal tahanan pada tahun 1988. Dia menentang tuduhan atas adanya hasil persidangan ulang palsu terhadap tahanan politik, militan dan lainnya.  

Tugas-tugas Raisi sebagai hakim, menurut catatan kelompok hak asasi manusia internasional, telah menghilangkan nyawa 5.000 orang dari berbagai latar belakang.  

Akibatnya, dia pun gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2017 melawan Hassan Rouhani, ulama moderat yang menjadi presiden terpilih setelah mencapai kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan negara-negara besar.  

Beberapa tahun berselang, Raisi mencalonkan diri kembali dalam pemilu 2021 dengan memperoleh hampir 62 persen dari 28,9 juta suara. Sayangnya, pemilu ini mencatatkan persentase partisipasi terendah dalam sejarah Iran lantaran jutaan orang memilih tinggal di rumah dan lainnya membatalkan pemungutan suara.  

Kebijakan Ebrahim Raisi Paling Kontroversial  Raisi menjabat pada tahun 2021 dengan berbagai kebijakan kontroversial, mulai dari pengetatan undang-undang moralitas, mengawasi tindakan keras berdarah terhadap protes anti-pemerintah, dan mendorong keras perundingan nuklir dengan negara-negara besar.  

Dia mendukung badan keamanan negara ketika mereka menindak semua perbedaan pendapat, termasuk kasus kematian Mahsa Amini yang membangkitkan protes nasional besar-besaran.  

Mahsa Amini merupakan seorang wanita Iran yang ditangkap karena menentang aturan wajib berhijab. Wanita 22 tahun itu kemudian meninggal dalam tahanan polisi pada tahun 2022.  

Pada bulan Maret, panel investigasi PBB menemukan bahwa Iran bertanggung jawab atas "kekerasan fisik" yang menyebabkan kematian Amini.  

Kematiannya itu, lantas memicu protes massal dan tindakan keras keamanan selama berbulan-bulan yang menewaskan lebih dari 500 orang dan menyebabkan lebih dari 22.000 orang ditahan.  

Untuk diketahui, Iran, juga dikenal sebagai Persia dan secara resmi bernama Republik Islam Iran, adalah sebuah negara yang terletak di Asia Barat.  

Meski negara ini telah dikenal penduduk lokal sebagai "Iran" sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih disebut sebagai "Persia" di dunia Barat.***

Sumber : https://bmr.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-3818111652/tentang-iran-lihat-profil-ebrahim-raisi-yang-meninggal-dalam-kecelakaan-helikopter?page=all

Tags : Perundingan Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -