Foto: via REUTERS/Chung Sung-Jun



27 May 2024 15:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bersama China membahas stabilitas regional dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) trilateral ketiga negara pada hari Senin (27/5/2024). Ini terjadi saat sekutu dekat Tokyo dan Seoul, Amerika Serikat (AS), masih memiliki tensi yang tinggi dengan Beijing.

Mengutip Reuters, KTT tersebut mempertemukan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri (PM) China Li Qiang, dan PM Jepang Fumio Kishida di Seoul. Mereka membahas beberapa hal, salah satunya fokus utama adalah terkait program nuklir Korea Utara (Korut).  

Kishida mengatakan bahwa ketiga negara menegaskan bahwa denuklirisasi akan menjadi kepentingan bersama mereka. Pernyataan ini ditimpali Yoon, yang mengatakan hal itu akan merusak perdamaian dan stabilitas regional dan global.  

"Kami sekali lagi menegaskan bahwa denuklirisasi dan stabilitas Korut di Semenanjung Korea adalah demi kepentingan bersama ketiga negara kami," kata Kishida setelah pertemuan tersebut sebagaimana dikutip Reuters.  

"Masalah tersebut adalah tanggung jawab dan kepentingan bersama bagi ketiga negara tersebut," timpal Yoon.

Kerja Sama Perdagangan

Di sisi lain, Li mengatakan dalam pidato pembukaannya bahwa ketiga negara bersedia mencari kerja sama yang saling menguntungkan bagi seluruh pihak. Meski begitu, belum ada pernyataan resminya yang menjurus kepada isu Korut.  

"Li menyerukan untuk menentang menjadikan isu ekonomi dan perdagangan menjadi permainan politik atau masalah keamanan, dan menolak proteksionisme serta pemisahan atau pemutusan rantai pasokan," kata kantor berita Xinhua.  

Yoon mengatakan bahwa para pemimpin telah "memutuskan untuk menciptakan lingkungan perdagangan dan investasi yang transparan dan dapat diprediksi, serta membangun rantai pasokan yang aman."  

Setelah pembicaraan mereka, Yoon, Li dan Kishida bergabung dalam pertemuan bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antar negara, yang juga dihadiri oleh para pemimpin industri terkemuka.

 

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri China Li Qiang menghadiri pertemuan bisnis di Kamar Dagang dan Industri Korea pada 27 Mei 2024 di Seoul, Korea Selatan. Chung Sung-Jun/Pool melalui REUTERS

 

Tensi Geopolitik

Sejumlah analis menilai karena posisi ketiga negara yang sangat berbeda mengenai isu-isu utama termasuk ancaman nuklir Pyongyang dan meningkatnya hubungan dengan Rusia, sulit bagi mereka untuk membentuk konsensus mengenai isu-isu geopolitik yang sensitif.  

Jepang dan Korsel merupakan sekutu utama AS. Kedua negara terus mendorong agar Pyongyang menghentikan program nuklirnya, dan bersama dengan Washington, berusaha agar negeri yang dipimpin Kim Jong Un itu dikenai sanksi.  

Berlawanan dengan kedua negara itu, China merupakan mitra dagang dan sekutu diplomatik utama Korut. Beijing telah lama menolak mengutuk Pyongyang atas uji coba senjatanya, malah mengkritik latihan gabungan AS-Korsel karena meningkatkan ketegangan.  

Sementara itu, selain nuklir, Seoul sempat mengatakan pada hari Jumat bahwa otoritas intelijennya dan AS sedang memantau dan melacak dengan cermat dugaan persiapan peluncuran satelit pengintai militer oleh Pyongyang. Peluncuran itu mungkin dilakukan paling cepat pada hari Senin.  

Sejumlah negara menganggap bahwa peluncuran ini melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut. Namun sebagian lainnya berpandangan bahwa peluncuran ini tidak melanggar sanksi.  

"Korut, China, dan Rusia secara efektif mengklaim bahwa peluncuran satelit pengintaian tidak melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB yang dikenakan terhadap Pyongyang," kata Yang Moo Jin, presiden Universitas Studi Korut di Seoul, kepada AFP.  

"Namun, mengingat keterlibatan China (dalam KTT ini), nampaknya Korut kemungkinan akan menunda peluncuran apapun selama pertemuan trilateral, yang diadakan setelah jeda yang signifikan, untuk menghormati sikap Beijing."

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20240527150440-4-541496/jepang-korsel-tiba-tiba-merapat-ke-china-as-gimana

Tags : Perundingan Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -