Bagian dalam reaktor fusi tokamak. Foto: Space



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga fusi nuklir telah lama menjadi mimpi bagi banyak ilmuwan di berbagai penjuru dunia. Namun setelah berusaha mengembangkan generator fusi selama puluhan tahun, mimpi ini belum bisa terwujud.  

Tenaga fusi nuklir mulai menjadi mimpi bagi banyak ilmuwan setelah mereka menemukan bahwa atom-atom kecil bisa "dibenturkan" untuk membuat atom yang lebih besar dan menghasilkan energi. Sebagian orang ingin mengembangkan energi tersebut menjadi senjata, sedangkan sebagian lainnya ingin mengembangkannya menjadi sumber energi listrik yang bersih dan efisien.

Sayangnya, proses untuk menghasilkan tenaga fusi ini tidaklah mudah, bahkan terbilang sangat rumit. Selama tiga perempat abad, para ilmuwan telah berupaya mengembangkan generator fusi dan berhasil meraih perkembangan yang luar biasa.

Meski begitu, perjalanan untuk mewujudkan tenaga fusi nuklir masih panjang.  Tantangan utama yang kerap dihadapi oleh para ilmuwan adalah menciptakan reaksi yang lambat dan terkontrol saat penggabungan dua inti atom (fusi) dilakukan.

Dengan begitu, para ilmuwan bisa mengekstraksi energi yang dapat dimanfaatkan dari reaksi tersebut.  Di era moderen, ada dua pendekatan utama yang kerap digunakan oleh ilmuwan untuk mencoba menciptakan tenaga fusi nuklir.

Salah satunya adalah proses bernama inertial confinement atau kurungan inersia.  Pendekatan ini dilakukan dengan cara menembakkan sejumlah laser pada target yang kecil sampai target tersebut meledak dan memicu reaksi fusi yang singkat.  

Pendekatan ini pernah dilakukan oleh Departemen Energi dari National Ignition Facility (NIF). NIF memang berhasil memeroleh lebih banyak energi melalui pendekatan ini. Akan tetapi, jumlah energi yang dihasilkan melalui percobaan mereka hanya menghasilkan daya listrik yang setara dengan 5 sen atau sekitar Rp 49,71.  Belum jelas bagaimana proses ini bisa dikembangkan menjadi pembangkit listrik. Selain itu, NIF juga tidak dirancang untuk menghasilkan listrik.  

Pendekatan berikutnya adalah proses berbasis magnetic confinement atau kurungan magnet. Pendekatan ini dilakukan dengan cara menekan medan magnet yang kuat pada plasma hingga memicu proses fusi.  

Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan sebuah proyek bernama International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER). Saat ini, ITER masih dikembangkan oleh konsorsium penelitian internasional.

Sayangnya, fasilitas untuk pengembangan ITER terjerat oleh kesalahan pengelolaan dan pembengkakan biaya. Selain itu, fasilitas tersebut juga tidak dirancang untuk menghasilkan listrik secara mandiri.  

Melihat beragam perkembangan ini, ahli astrofisika dari SUNY Stony Brook, Paul M Sutter PhD, tidak dapat memprediksi secara pasti kapan tenaga fusi nuklir bisa terwujud. Bahkan, Sutter tak bisa memastikan apakan tenaga fusi nuklir dapat terwujud.  

"Kesempatannya 10 persen dalam 20 tahun ke depan, 50 persen pada abad berikutnya, dan 30 persen dalam waktu 100 tahun setelahnya, dan 10 persen (kemungkinan tenaga fusi nuklir) tidak akan pernah terwujud," terang Sutter, seperti dilansir Space pada Senin (15/1/2024).  

Menurut Sutter, tenaga fusi merupakan sebuah tantangan yang mungkin tidak bisa diselesaikan oleh generasi saat ini saja, tetapi perlu melibatkan generasi-generasi selanjutnya.

Namun bukan tidak mungkin bila tantangan untuk menghasilkan tenaga fusi bisa diatasi lebih cepat bila ada lebih banyak sumber daya yang dicurahkan dengan melibatkan orang-orang serta pemimpin yang tepat.  

Sayangnya, prioritas penelitian terhadap tenaga fusi saat ini telah diturunkan dan menjadi setara dengan sebagian besar penelitian lainnya. Artinya, orang-orang mungkin akan membutuhkan waktu sekitar satu abad untuk bisa meraih hasil.  

"Tapi tidak apa-apa. Kami akan meluangkan waktu untuk hal ini, kami akan melakukannya dengan benar, dan upaya itu akan terbayar," timpal Sutter.

 

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha

Republika: Selasa 16 Jan 2024 01:18 WIB

Link: https://tekno.republika.co.id/berita/s7b6tz370/puluhan-tahun-menjadi-mimpi-kapan-tenaga-fusi-nuklir-bisa-benarbenar-terwujud-part1

Sumber : Republika

Tags : Teknologi Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -