Ilustrasi pemukiman manusia di Bulan. Foto: Gremlin/Getty Images



Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 12 Mar 2024 14:41 WIB

Jakarta - Rusia dan China berencana menempatkan reaktor nuklir di Bulan dalam dekade mendatang. Ketika perlombaan eksplorasi ruang angkasa semakin memanas, Yuri Borisov, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mengatakan negaranya dan China berharap bisa memasang unit reaktor nuklir tersebut pada tahun 2035.

"Kami secara serius mempertimbangkan proyek pengiriman ke Bulan dan memasang reaktor listrik di sana bersama dengan mitra China kami, antara tahun 2033 hingga 2035," katanya, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (12/3/2024).

Dibangun dengan robot, pembangkit listrik ini akan menjadi bagian dari rencana China dan Rusia untuk membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional, sebuah pangkalan luar angkasa luas yang akan mulai dibangun pada tahun 2026.

Pangkalan Bulan diperkirakan akan memiliki radius 10 km dengan pusat komando, pembangkit listrik, pusat komunikasi, fasilitas ilmiah, dan armada robot. Ia bahkan akan memiliki satelit sendiri untuk penginderaan jauh, navigasi, dan komunikasi.

Rusia dan China mengumumkan rencana untuk membangun stasiun ilmiah, yang secara luas dipandang sebagai saingan program Artemis yang dipimpin AS, pada tahun 2021. China berharap dapat mulai membangun pangkalan tersebut dalam beberapa tahun ke depan dan mendirikan stasiun pangkalan menggunakan tanah di Bulan pada tahun 2028.

Di bawah proyek ini, China juga berencana mengirimkan tiga misi: Chang'e 6, Chang'e 7, dan Chang'e 8. Pangkalan tersebut diperkirakan akan beroperasi penuh pada tahun 2050 untuk penelitian Bulan, dan berpotensi sebagai landasan peluncuran untuk misi berawak. Kolaborasi luar angkasa ini menandakan semakin dalamnya hubungan antara China dan Rusia di bidang eksplorasi luar angkasa.

China juga berencana memasang sistem pengawasan menyeluruh di Bulan untuk memata-matai warganya dan melindungi pangkalan di Bulan. Kamera keamanan Skynet dikatakan dilengkapi dengan chip berbasis AI yang mampu mendeteksi dan membidik 'target yang mencurigakan'.

Skynet adalah jaringan pengawasan terbesar di dunia, dengan lebih dari 600 juta kamera saat ini digunakan untuk memantau setiap inci wilayah China. Chip yang digerakkan oleh AI pada kamera akan mampu mengidentifikasi, menemukan lokasi, melacak, dan membidik target yang mencurigakan secara mandiri. Jika ada 'kelainan' yang terdeteksi, sistem akan segera membunyikan sinyal alarm dan memulai tindakan respons yang tepat.

Para pengambil keputusan menyatakan bahwa area tertentu di dalam stasiun mungkin memerlukan pengawasan 360 derajat secara terus menerus. Hal ini terjadi setelah NASA mengungkapkan rencananya untuk membangun pembangkit listrik tenaga Bulan di Bulan, guna mendukung misi masa depan.

Misi ini dikenal sebagai Fission Surface Power Project dan merupakan salah satu tujuan terbesar program Artemis NASA yang akan datang. Proyek ini mungkin penting untuk mendukung pemukiman manusia di permukaan Bulan, dan hal ini memungkinkan eksplorasi tujuan luar angkasa yang lebih dalam di masa depan.

NASA baru saja menyelesaikan tahap awal proyek tersebut, yang dimulai pada tahun 2022. Fase ini melibatkan penandatanganan tiga kontrak senilai USD 5 juta dengan mitra komersial untuk mengembangkan desain reaktor fisi. Desain yang diperlukan mencakup reaktor, konversi daya, sistem penolakan panas, manajemen daya, dan sistem distribusi.

NASA dapat menggunakan reaktor nuklir untuk menghasilkan cahaya dan tenaga di bagian Bulan yang terkena bayangan permanen. Mereka juga dapat menggunakannya untuk memberi energi pada malam Bulan. Untuk diketahui, satu malam Bulan setara dengan 14 malam di Bumi.

Pada bulan Desember tahun lalu, perusahaan Inggris Rolls-Royce juga meluncurkan model reaktor nuklir yang dapat memberi daya pada pos terdepan di Bulan. Badan Antariksa Inggris mengucurkan dana kepada Rolls-Royce sebesar 2,9 juta poundsterling untuk mendanai pengembangan teknologi Bulan.

Planet ini belum mampu menghasilkan listrik dan memerlukan waktu enam tahun lagi untuk bersiap melakukan perjalanan luar angkasa pertamanya. Perusahaan tersebut telah membuat reaktor untuk kapal selam dan sedang mengembangkan pembangkit listrik buatan pabrik untuk kota-kota kecil.

Itu semua adalah bagian dari rencana besar untuk mendirikan pangkalan permanen bagi manusia di Bulan. NASA berharap bisa kembali mendarat di Bulan pada tahun 2025, lebih dari 50 tahun setelah misi terakhirnya.

(rns/fay)

Sumber: https://inet.detik.com/science/d-7237604/rusia-china-mau-pasang-reaktor-nuklir-di-bulan-nggak-bahaya-tah

Sumber : Detik

Tags : Teknologi NuklirReaktor Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -