Ilustrasi. BRIN mengatakan pemerintah telah berencana untuk melakukan pembangunan PLTN sekitar tahun 2030.(Foto: AFP PHOTO / FRANCOIS NASCIMBENI)



CNN Indonesia
Selasa, 17 Okt 2023 20:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Indonesia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pemerintah disebut telah mengolah data, serta telah mengerucutkan untuk melakukan pembangunan PLTN sekitar tahun 2030.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin mengatakan saat ini rencana pembangunan PLTN itu masih dalam tahap pembicaraan awal. Pihak-pihak terkait seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah menjalin komunikasi awal.

"Ini masih dalam pembicaraan oleh berbagai pihak, yakni Kementerian ESDM dan Bappenas. Datanya saat ini sudah mengerucut ke tahun 2030-an, hanya saja tidak tahu 2030 awal atau akhir, karena belum final," kata Rohadi di Jakarta, Jumat (13/10), mengutip Antara.

Rohadi menjelaskan pembangunan PLTN di Tanah Air bisa menggunakan dua tipe kapasitas, yaitu kapasitas kecil yang ditujukan untuk wilayah administratif dengan jumlah penduduk sedikit, serta kapasitas besar yang bisa dibangun untuk wilayah perkotaan.

Besaran tenaga listrik yang dihasilkan untuk kapasitas besar bisa mencapai 1.000 megawatt, sementara pembangkit yang berkapasitas kecil dapat menghasilkan tenaga sebesar 100--200 megawatt.

"Untuk daerah yang terpencil, skala kapasitas yang digunakan akan kecil, kalau yang kota besar membutuhkan PLTN dalam skala besar. Besarnya itu sekitar 1.000 megawatt, sedangkan yang kecil 100-200 megawatt atau bahkan ada yang di bawah 100 megawatt," tuturnya.

Lebih lanjut, Rohadi menjelaskan PLTN memiliki beberapa kelebihan, di antaranya tenaga listrik yang dihasilkan lebih stabil dan berkesinambungan. Dengan demikian, hal tersebut membuat pemadaman listrik akibat kekurangan daya dapat diminimalisasi.

Selain itu, ia menyebut penggunaan PLTN lebih baik dibanding pembangkit listrik tenaga fosil, karena reaksi yang dihasilkan dari reaktor nuklir tidak mengeluarkan karbon dioksida. Oleh karena itu, penggunaan PLTN bisa sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia nol emisi karbon pada 2060.

Sebelumnya, pada Maret lalu, PT ThorCon Power Indonesia (TPI)mengumumkan rencana membangun PLTN pertama di Indonesia. Pembangkit itu rencananya berkapasitas 500 megawatt (TMRS500).

Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia Bob S Effendi mengungkapkan perusahaan menyiapkan investasi sekitar Rp17 triliun untuk membangun pembangkit nuklir dengan reaktor thorium. Reaktor nuklir itu rencananya dibuat di atas galangan kapal di Korea Selatan.

Setelah jadi, kapal reaktor itu akan berlabuh di pelabuhan yang akan dibangun di Pulau Gelasa, Kepulauan Bangka-Belitung.

"Memang investasi Rp 17 triliun. Kita tidak membangun planting di Indonesia, kita membangunnya itu di Korea, di atas kapal, tapi yang dibangun di sini (Indonesia) lebih kepada Pulau Gelasanya, pelabuhannya dan juga fasilitas uji nonvisi," ujar Bob dalam konferensi pers di kantor Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jakarta Pusat.

Setelah beroperasi, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan membangun pabrik reaktor nuklir di Indonesia. Kemungkinan pabrik akan dibangun di Bangka Belitung atau lebih tepatnya di Pulau Gelasa selepas 2030.

(lom/dmi)

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231017194609-199-1012503/brin-sebut-pltn-pertama-indonesia-dibangun-2030

Sumber : CNN Indonesia

Tags : Energi NuklirTeknologi NuklirPLTN

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -