Ilustrasi. Menara Huawei halangin sinyal nuklir di Amerika Serikat. (Foto: istockphoto/ Nadya So)



Jakarta, CNN Indonesia -- Menara dari perusahaan teknologi asal China, Huawei, di Amerika Serikat dituding dapat menghalangi sinyal nuklir karena mengganggu dan menangkap komunikasi Komando Strategis AS.

Dalam penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI) menemukan peralatan Huawei yang ditempatkan di menara seluler di Midwest mampu menangkap dan mengganggu komunikasi Kementerian Pertahanan, termasuk Komando Strategis AS. Komando ini untuk mengawasi senjata nuklir di lokasi tersebut.

"[Penempatan alat itu] masuk ke beberapa hal paling sensitif yang kami lakukan. Itu akan berdampak pada kemampuan kami memerintah dan mengendalikan dengan triad nuklir," kata FBI dikutip dari CNN, dikutip pada Minggu (24/7).

FBI baru-baru ini terbuka soal ancaman dari China. Ada upaya terselubung China untuk mempengaruhi kebijakan AS.

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan kemungkinan ada sekitar dua ribu atau lebih penyelidikan. Angka ini tak termasuk pencurian data di dunia maya oleh China.

"Mereka memiliki program peretasan yang lebih besar daripada gabungan setiap negara besar lain, dan telah mencuri lebih banyak data pribadi dan perusahaan Amerika daripada gabungan setiap negara," kata Wray.

Waray mengaku khawatir mengizinkan perusahaan mana pun yang terikat dan tak mematuhi berbagai nilai-nilai AS. Sehingga bisa memberi keleluasaan perusahaan dalam menggali infrastruktur telekomunikasi mereka.

Namun, salah satu sumber yang mengetahui masalah itu menjelaskan bahwa dari sudut pandang teknis, sulit membuktikan data tertentu dicuri dan dikirim ke luar negeri. Sehingga, ia tak yakin apakah China memang mengumpulkan data temuan dari peralatannya atau tidak.

Meski demikian, sumber meyakini peralatan Huawei mampu menghadang lalu lintas seluler komersial dan gelombang udara yang digunakan militer. Hal ini bisa mengganggu komunikasi Komando Strategis AS serta memberi potensi bagi China menilik gudang senjata nuklir di negara pimpinan Joe Biden.

Sementara itu, pemerintah China dan Huawei membantah tudingan upaya mata-mata terhadap AS.

Di luar penyelidikan tersebut, Komisi Komunikasi AS merilis aturan yang secara efektif melarang telekomunikasi kecil menggunakan Huawei dan merek China lain.

Perselisihan AS dengan perusahaan telekomunikasi China bukan kali pertama. Pada 2020 lalu, Kongres bahkan sepakat menghapus teknologi seluler Huawei dan ZTE di pedesaan AS.

Namun, dua tahun kemudian tak ada peralatan yang dilepas. Perusahaan masih menunggu uang ganti rugi dari AS.

Usai Joe Biden resmi memimpin Negeri Paman Sam, Kementerian Perdagangan AS membuka penyelidikan independen terhadap Huawei. Penyelidikan itu disebut untuk mengetahui perlu atau tidak mengambil langkah penghapusan penyedia teknologi China dari jaringan telekomunikasi AS.

Akan tetapi, pejabat AS menyebutkan penyidikan berlangsung lamban. Sementara jubir Kemendag AS menolak memberi konfirmasi soal penyelidikan.

Pada 2020 lalu, menurut laporan FBI, Huawei didakwa dengan tuduhan konspirasi pemerasan dan konspirasi mencuri rahasia dagang.

Dalam pernyataan resminya, Huawei mengatakan produk yang dikirim ke AS telah lolos uji dan sertifikasi oleh Komisi Komunikasi Federal.

"Peralatan kami hanya beroperasi pada spektrum yang dialokasikan oleh FCC untuk penggunaan komersial," tulis pernyataan itu.

Mereka kemudian melanjutkan, "Selama bertahun-tahun teknologi buatan China termasuk Huawei, menjadi andalan warga pedesaan AS.

Router buatan China, katanya, dinilai lebih murah dan andal dibanding teknologi lain untuk dipasangkan di atas menara seluler.

(isa/mik)

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220724083921-199-825348/alasan-menara-huawei-di-as-bisa-halangi-sinyal-nuklir

Sumber : CNN Indonesia

Tags : Teknologi Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -