Potret seorang agen rahasia di Berlin, Jerman, pada masa Perang Dingin.(Wikimedia Commons/Jan Saudek)



KOMPAS.com - Perang Dingin adalah periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet dengan sekutunya masing-masing.  Perang Dingin berlangsung dalam kurun waktu 44 tahun, yakni antara 1947-1991.  Selama Perang Dingin, AS dan Uni Soviet tidak terlibat adu senjata di medan pertempuran secara langsung, tetapi saling berebut pengaruh atas negara lain.  Wujud Perang Dingin yang digunakan untuk memperebutkan pengaruh dari negara lain sangat banyak.  

Berikut ini bentuk-bentuk Perang Dingin dalam berbagai bidang.

Bentuk Perang Dingin di bidang ekonomi

Bentuk-bentuk Perang Dingin di bidang ekonomi adalah lahirnya Doktrin Truman, Molotov Plan, dan Marshall Plan.  

Melansir Encyclopaedia Britannica, Doktrin Truman adalah pernyataan Presiden Harry S Truman soal Amerika Serikat memberi bantuan ekonomi dan militer bagi Turki dan Yunani yang sedang berada di bawah ancaman komunisme Uni Soviet.  Saat itu, Turki dipaksa oleh Uni Soviet untuk mengizinkan kapal-kapal dagang Rusia untuk melintasi Selat Turki.  

Pada 12 Maret 1947, Presiden Truman mengeluarkan Doktrin Truman, sebagai respons atas kekhawatirannya terhadap Turki dan Yunani.  

Setelah itu, Kongres AS menyetujui bantuan senilai 400 juta dollar AS, di mana 100 juta dollar AS dialokasikan untuk Turki.  Bantuan dari AS meluas ke negara-negara di Eropa Barat dan Asia, yang kemudian dikenal sebagai Marshall Plan.  Untuk menandingi langkah AS, Uni Soviet mengeluarkan Molotov Plan di tahun yang sama.  

Molotov Plan adalah bantuan yang diberikan Uni Soviet untuk negara-negara Eropa Timur yang terdampak Perang Dunia II.

 

Bentuk Perang Dingin di bidang politik

Bentuk-bentuk Perang Dingin di bidang politik berupa kegiatan spionase dan propaganda ideologi.  

Spionase adalah praktik pengumpulan informasi rahasia mengenai lembaga, organisasi, perusahaan, atau negara, tanpa mendapat izin sah dari pemilik informasi.  

Praktik spionase merupakan sebuah kejahatan serius, karena melanggar etika hubungan kerja sama antarnegara dan hukum internasional.  

Kendati demikian, spionase ada di mana-mana, dan dilakukan secara rahasia dengan beragam tujuan.  

Pada masa Perang Dingin, peran agen rahasia sangat penting, khususnya untuk mengantisipasi ancaman mendadak bagi masing-masing kubu.  

Di AS, tanggung jawab untuk melakukan operasi spionase dipegang oleh Central Intelligence Agency atau disingkat CIA, yang dibentuk pada 26 Juli 1947.

Sedangkan badan intelijen Uni Soviet yang paling terkenal pada masa Perang Dingin adalah KGB dan GRU.  

Selain itu, satu hal yang mencolok pada saat Perang Dingin adalah persaingan dalam penyebaran ideologi.  

Perang Dingin identik dengan perkembangan ideologi karena pihak yang bersitegang, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, berbeda ideologi dan saling menyebarkan pengaruhnya.

 

Bentuk Perang Dingin dalam bidang militer

Bentuk-bentuk Perang Dingin dalam bidang militer adalah pembentukan pakta pertahanan dan perang proksi.  

Perang Dingin memicu lahirnya NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Pakta Warsawa.  

NATO atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara adalah organisasi militer internasional yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, 27 negara Eropa, dan satu negara Eurasia.

NATO didirikan pada 4 April 1949 oleh AS dan sekutu-sekutunya guna membendung pengaruh Uni Soviet di Eropa.  

Uni Soviet merespons pembentukan NATO dengan mendirikan Pakta Warsawa yang beranggotakan negara-negara komunis di Eropa Tengah dan Timur.  

Secara khusus, pembentukan pakta pertahanan tandingan ini dipicu oleh bergabungnya Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Perjanjian Paris.  

Selain itu, bentuk Perang Dingin di bidang militer adalah perang proksi, di mana Pemerintah AS mendukung pemberontakan anti-komunis dan gerakan sayap kanan di seluruh dunia, sedangkan Uni Soviet mendanai partai dan revolusi sayap kiri di seluruh dunia.  

Dalam Perang Saudara Vietnam contohnya, AS mendukung Vietnam Selatan dengan mengirimkan bantuan-bantuan militer, sedangkan Uni Soviet memberi dukungan Vietnam Utara.

 

Bentuk Perang Dingin dalam bidang IPTEK

Pada masa Perang Dingin, terjadi persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya di bidang persenjataan dan teknologi luar angkasa.  

Persaingan AS dan Uni Soviet di dunia persenjataan mencakup pembuatan senjata atom dan bom nuklir.  

Semasa Perang Dunia II, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet sama-sama memulai proyek pembuatan bom atom.  

Tidak lama kemudian, Inggris bergabung dengan program pengembangan nuklir AS yang dikenal sebagai Proyek Manhattan.  

Saat itu, program nuklir Uni Soviet masih terbilang santai. Berbeda dengan Inggris dan AS yang takut akan didului Jerman.  

Pada masa Perang Dingin, secara khusus para pejabat Amerika mendorong pengembangan senjata atom seperti yang mengakhiri Perang Dunia II.  

Pada 1952, Amerika Serikat menguji "superbomb" hidrogen yang dapat menimbulkan kerusakan mahadahsyat, yang diikuti oleh Uni Soviet pada tahun berikutnya.

Empat tahun kemudian, AS dan Soviet sama-sama menguji rudal balistik antarbenua pertama mereka.  

Meski kekuatan rudal AS lebih unggul, sempat terjadi kekhawatiran apabila Uni Soviet memiliki senjata nuklir yang lebih hebat.  

Selama tiga dekade berikutnya, kedua pihak sama-sama berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan yang dilengkapi dengan peralatan nuklir.  

AS dan Uni Soviet meningkatkan persenjataan mereka menjadi lebih dari 10.000 hulu ledak.  

Perlombaan senjata nuklir meningkat ke tingkat baru yang menimbulkan ketakutan dunia akan terjadinya perang nuklir.  

Era 1980-an menandai babak baru dalam perkembangan Perang Dingin. AS dan Uni Soviet sama-sama mengurangi senjata nuklir mereka yang sangat membantu menenangkan ketegangan dunia.  

Selain terjadi di muka Bumi, Perang Dingin juga terjadi di ruang angkasa.

Persaingan ini biasanya dikenal sengan istilah star wars atau perang bintang.

Wujud persaingan di luar angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet meliputi pengiriman misi ruang angkasa.  

Misi ruang angkasa berfungsi sebagai penjajakan kemungkinan menempatkan perangkat militer, perangkat komunikasi, dan perangkat spionase (mata-mata) di luar angkasa.  

Pengiriman misi tersebut merupakan usaha psy war (perang urat syaraf) untuk menunjukkan keunggulan teknologi kepada pihak lawan.  

Pada masa Perang Dingin, AS dan Uni Soviet secara bergantian unjuk kecanggihan di bidang teknologi antariksa.  

Uni Soviet mendahului AS dalam hal ini, ditandai dengan peluncuran Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957, yang menjadi satelit pertama yang diluncurkan ke luar angkasa.  

Keberhasilan peluncuran Sputnik 1 sangat mengejutkan dan membuat Amerika Serikat merasa kecolongan.

Ditambah lagi, pada 3 November 1957, atau hanya berselang satu bulan, Uni Soviet meluncurkan Sputnik 2 dengan membawa anjing bernama Laika, yang menjadi hewan pertama yang pergi ke luar angkasa.  

Pada 1 Februari 1958, Amerika mengejar ketertinggalannya dengan meluncurkan Explorer 1, sebagai satelit pertama yang diluncurkan AS.  

Di tahun yang sama, tepatnya pada 29 Juli 1958, AS mendirikan National Aeronautics and Space Administration (NASA), sebuah badan antariksa Amerika Serikat yang didedikasikan untuk mengeksplorasi ruang angkasa.  

Persaingan pengiriman misi ke luar angkasa dan pengembangan teknologi antariksa terus terjadi selama Perang Dingin.  

Dapat dikatakan Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berpengaruh positif pada teknologi ruang angkasa yang mengalami perkembangan pesat, misalnya keberhasilan peluncuran satelit yang banyak manfaatnya bagi kehidupan di bumi, ditemukannya pesawat ulang-alik, roket, dan sebagainya.

 

Sumber Kompas.com // Link: https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/18/110000479/bentuk-bentuk-perang-dingin?page=all

Kompas.com - 18/09/2023, 11:00 WIB

Penulis: Widya Lestari Ningsih

Sumber : Kompas

Tags : Perang Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -