Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato saat upacara peringatan 78 tahun Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow, Rusia, Selasa (9/5/2023). (GAVRIIL GRIGOROV/SPUTNIK/AFP via Getty Images)



NEWS - sef, CNBC Indonesia
14 March 2024 06:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin resmi memberi peringatan perang nuklir ke Barat, Rabu waktu setempat. Ia menegaskan bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang mematikan itu jika Amerika Serikat (AS) mengirim pasukan ke Ukraina.
Pengiriman itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan. Ini ditegaskannya saat berbicara menjelang pemilu Rusia tanggal 15-17 Maret, yang kemungkinan akan kembali memberinya enam tahun lagi kekuasaan.

"Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap," kata Putin dalam wawancara besar kepada pers lokal secara langsung, sebagaimana dimuat Rossiya-1 dan kantor berita RIA ketika ditanya apakah Rusia benar-benar siap menghadapi perang nuklir, dikutip Reuters, Kamis (15/3/2024).

Putin mengatakan AS memahami bahwa jika mereka mengerahkan pasukan Amerika di wilayah Rusia atau ke Ukraina, pemerintahannya akan menganggap tindakan tersebut sebagai intervensi. Sebelumnya Moskow sendiri mencaplok empat wilayah di Ukraina dan mengatakan wilayah tersebut kini sepenuhnya menjadi bagian dari Rusia.

"(Di AS) terdapat cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis," kata pria berusia 71 tahun itu lagi.

"Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru (konfrontasi nuklir), namun kami siap untuk itu," tegasnya.

Meski demikian, ia mengaku kemungkinan perang nuklir bukan prospek jangka pendek. Menurutnya, "rang-orang yang berkepala dingin" mungkin akan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya skenario seperti itu.

"Tapi, Rusia siap melakukan uji coba nuklir jika AS melakukannya," perjelasnya dimuat CNBC International.

Di kesempatan yang sama, Putin mengonfirmasi banyaknya warga Rusia yang tewas dalam perang. Namun ia mengatakan Rusia memang harus melindungi "warganya" di Ukraina, merujuk wilayah yang dianeksasi.

"Kita akan merasa tidak aman, kita akan menjadi negara kelas tiga atau empat, tidak ada yang akan memperhitungkan kita, jika kita tidak bisa melindungi diri kita sendiri," ujarnya.

Ia pun menjawab soal kemungkinan perundingan damai dengan Ukraina. Namun, tegasnya ini harus melihat kenyataan yang ada, yaitu persepsi bahwa wilayah yang dianeksasi di Ukraina kini menjadi bagian dari Federasi Rusia dan bahwa Rusia menginginkan jaminan keamanan agar NATO untuk tidak memperluas wilayah hingga mencakup Ukraina.

"Apakah kita siap untuk bernegosiasi? Ya, kami siap," kata Putin.

"Namun (kami) hanya siap untuk negosiasi yang tidak didasarkan pada 'keinginan dan impian' ... namun berdasarkan pada kenyataan yang muncul ... di lapangan," katanya.

Sebenarnya pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya tidak berencana mengirim pasukan ke Ukraina. Tetapi ia menekankan perlunya menyetujui rancangan undang-undang bantuan keamanan ke Ukraina guna memenuhi kebutuhan senjata Kyiv, yang saat ini ditolak parlemen AS.

Khusus perang nuklir, Gedung Putih tidak mengonfirmasi pernyataan ini. Namun, pemerintah di Washington kerap mengatakan bahwa mereka tidak melihat tanda-tanda bahwa Rusia bersiap untuk menggunakan senjata nuklir meskipun ada yang disebutnya sebagai "penghancuran senjata nuklir" oleh Putin.

Sementara itu, Ukraina memandang pernyataan Putin sebagai propaganda. Ini dirancang untuk mengintimidasi negara-negara Barat.

"Menyadari bahwa segala sesuatunya berjalan salah, Putin terus menggunakan retorika nuklir klasik. Dengan harapan lama Soviet - 'takut dan mundur!'," kata pejabat senior kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak.

Perlu diketahui, perang Ukraina telah memicu krisis terdalam dalam hubungan Moskow dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Putin telah sering memperingatkan risiko perang nuklir namun mengatakan dia tidak pernah merasa perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Di tahun ketiga perang ini, negara-negara Barat masih bergulat dengan "cara mendukung Kyiv melawan Rusia". Di sisi lain, Moskow kini telah menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina dan mempersenjatai diri jauh lebih cepat dibandingkan negara-negara Barat dan Ukraina sendiri.

(sef/sef)

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240314051817-4-521763/dunia-makin-panas-putin-rusia-siap-perang-nuklir

Sumber : CNBC Indonesia

Tags : Perang Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -