Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi, kanan, berjalan di Kyiv, Ukraina, Rabu pagi, 31 Agustus 2022. Tim pengawas nuklir PBB memulai misi mendesak untuk melindungi Zaporizhzhia yang diduduki Rusia pembangkit listri



Republika.co.id / Jumat 02 Sep 2022 08:05 WIB

Sumber: REPUBLIKA


Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani


REPUBLIKA.CO.ID, ZAPORIZHZHIA -- Tim inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menerjang penembakan intens untuk mencapai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia pada Kamis (1/9/2022). Mereka akhirnya bisa memasuki area tersebut setelah penundaan beberapa jam dalam konvoi besar dengan kehadiran tentara Rusia di dekatnya.

"Kami tidak akan kemana-mana. IAEA sekarang ada di sana, di pabrik dan tidak bergerak. Itu akan tetap di sana," kata kepala IAEA Rafael Grossi kepada wartawan setelah kembali ke markas di wilayah Ukraina.

Ketua misi itu mengatakan, sekelompok ahli IAEA tetap tinggal di pabrik dan akan memberikan penilaian situasi secara teknis yang tidak memihak dan netral. "Saya khawatir, saya khawatir dan saya akan terus khawatir tentang pabrik sampai kita memiliki situasi yang lebih stabil, yang lebih dapat diprediksi," katanya.

Rekaman video yang dirilis oleh kantor berita pemerintah Rusia RIA menunjukkan inspektur IAEA, termasuk Grossi, mengenakan helm pengaman dan terlihat di sekitar lokasi. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, pemerintah melakukan segalanya untuk memastikan bahwa pabrik dapat beroperasi dengan aman dan agar inspektur IAEA dapat menyelesaikan tugasnya.

Ketika para inspektur IAEA tiba di garis depan, pejabat lokal Rusia dan Rusia menuduh Ukraina mengirim pasukan dengan kapal menjelang fajar untuk mencoba merebut pabrik pada Kamis. Ukraina diduga menembaki kota Enerhodar yang dikuasai Rusia. Kiev menuduh Moskow melakukan insiden itu untuk menyalahkan pihak mereka dan menghalangi kunjungan IAEA.

Wartawan Reuters di Enerhodar mengatakan, sebuah bangunan tempat tinggal dihantam oleh penembakan, memaksa orang untuk berlindung di ruang bawah tanah. Tidak mungkin untuk menentukan siapa yang telah menembak. Sedangkan wartawan Reuters di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina melihat kilatan ledakan di langit pada pagi hari.

Ukraina dan Rusia saling menuduh menciptakan risiko bencana seperti Chernobyl dengan menembaki dekat PLTN  Zaporizhzhia. Rusia merebut pabrik itu di awal perang yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan.

Kiev juga menuduh Moskow menggunakan fasilitas itu untuk melindungi pasukannya dan berencana mencuri output PLTN dengan menghubungkannya ke jaringan listrik Rusia. Moskow membantahnya tetapi sejauh ini menolak seruan internasional untuk menarik pasukannya dari pabrik tersebut.

Sejak dikuasai oleh Rusia pada Maret, PLTN  Zaporizhzhia telah dikendalikan oleh pasukan Rusia tetapi dioperasikan oleh staf Ukraina. Fasilitas itu terletak di tepi selatan waduk besar di Sungai Dnipro yang memisahkan pasukan Rusia dan Ukraina di Ukraina selatan tengah. Sebelum perang, itu memasok lebih dari seperlima listrik Ukraina.


sumber : Reuters

Sumber : Republika

Tags : Perang NuklirReaktor NuklirKeamanan NuklirReaktor Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -