Foto: Sebuah kapal selam terlihat selama Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Rishi Sunak dari Inggris dan Perdana Menteri Anthony Albanese dari Australia pertemuan Kemitraan Australia â Inggris â Amerika Serikat (AUKUS) di Naval Base Point Loma di San



Selasa, 13 August 2024 07:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia menandatangani kesepakatan yang memungkinkan pertukaran rahasia dan material nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Senin. Hal ini merupakan kelanjutan dari pembuatan kapal selam bertenaga nuklir di Negeri Kanguru tersebut.

Kesepakatan pembuatan kapal selam nuklir sendiri merupakan bagian dari perjanjian keamanan tripartit ketiga negara melalui AUKUS, yang disepakati sejak 2021. AUKUS sebelumnya diyakini menjadi cara Barat menangani semakin masifnya militer China di Asia-Pasifi

"Perjanjian ini merupakan langkah penting menuju akuisisi Australia atas kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional untuk Angkatan Laut Kerajaan Australia," kata Menteri Pertahanan dan Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles, dikutip dari AFP, dikutip Selasa (13/8/2024).  

"Akuisisi armada kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia akan menetapkan standar nonproliferasi tertinggi," tambahnya lagi.

Kesepakatan terbaru yang ditandatangani di Washington minggu lalu ini juga menyebut Australia akan bertanggung jawab atas risiko nuklir dari material yang dikirim.

Perlu diketahui material nuklir untuk propulsi kapal selam akan ditransfer dari AS atau Inggris dalam "unit daya yang lengkap dan dilas" dan Australia akan bertanggung jawab atas penyimpanan serta pembuangan bahan bakar nuklir bekas dan limbah radioaktif dari unit daya nuklir yang ditransfer berdasarkan kesepakatan tersebut.  

"Kapal selam merupakan bagian penting dari kemampuan angkatan laut Australia, yang memberikan keuntungan strategis dalam hal pengawasan dan perlindungan pendekatan maritim kami," kata kesepakatan transfer tersebut.

Perlu diketahui China mulai melebarkan sayap militer di kawasan. Ini didukung dengan klaim 90% kawasan Laut China Selatan (LCS) melalui konsep "sembilan garis putus-putus".  

China sendiri telah menyebut AUKUS berisiko memprovokasi perpecahan dan meningkatkan risiko perang nuklir di kawasan Pasifik Selatan. Menteri Luar Negeri Wang Yi mengecam perjanjian pertahanan tersebut April lalu.  

Dalam kunjungannya ke Papua Nugini untuk memperkuat hubungan dengan sekutu lama Australia, Wang memperingatkankan perjanjian AUKUS "bertentangan" dengan perjanjian Pasifik Selatan yang melarang senjata nuklir di wilayah tersebut. Sebelumnya sejumlah negara ASEAN juga mengkhawatirkan AUKUS karena ada elemen nuklir di dalamnya.  

"(AUKUS) meningkatkan risiko proliferasi nuklir yang serius," kata Wang Yi pada konferensi pers setelah bertemu dengan Menlu Papua Nugini Justin Tkatchenko merujuk ke perang nuklir.

 

sef, CNBC Indonesia

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20240813064434-4-562499/siaga-perang-nuklir-bisa-pecah-dekat-ri-ini-biang-keroknya

Tags : Perang Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -