ilustrasi Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).(PETER KNEFFEL/PICTURE ALLIANCE via DW)



Penulis Danur Lambang Pristiandaru | Editor Danur Lambang Pristiandaru

Kompas.com - 13/09/2023, 10:00 WIB

 

KOMPAS.com – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengungkapkan ada tiga provinsi yang memiliki cadangan uranium dan thorium yang cukup sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.  

Ketiga provinsi tersebut adalah Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Barat.  

Plt Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo di Universitas Udayana, Bali, Senin (11/9/2023), menyampaikan, Indonesia memiliki banyak kandungan nuklir, yang dalam hal ini uranium dan thorium.

“Kandungan uranium dan thorium tersebut cukup untuk menuju target net zero emission (NZE) tahun 2060,” kata Sugeng sebagaimana dilansir Antara.  

Hanya saja, Sugeng tidak menyebutkan secara rinci jumlah kandungan cadangan bahan bakar nuklir di ketiga provinsi tersebut.  

Sugeng mengeklaim, PLTN memiliki beberapa keuntungan seperti menghasilkan listrik yang stabil, tidak menghasilkan karbon dioksida, dan membutuhkan bahan bakar dalam jumlah yang kecil.  

Dia mengakui bahwa belum banyak investor yang serius yang melirik energi nuklir sebagai pembangkit listrik di Indonesia.

Akan tetapi, Sugeng berpendapat bahwa PLTN dapat dijadikan alternatif pasokan energi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia di masa depan selain dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan lainnya.  

Menurutnya, seharusnya Indonesia sudah bisa memanfaatkan PLTN untuk menyongsong NZE pada 2060.  

“Dengan demikian, secara pelan-pelan mengurangi ketergantungan kita terhadap fosil, apalagi tambang minyak kita juga semakin sedikit,” ucap Sugeng.  

Dia menuturkan, Bapeten sudah melakukan studi tiru mengenai tata cara pembangunan, keselamatan, dan pengawasan PLTN di beberapa negara yang sudah memanfaatkan nuklir sebagai pembangkit listrik seperti Jepang, Korea Selatan, Perancis, AS, Kanada, dan Rusia.

Diberitakan sebelumnya, Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Suparman menyampaikan, ada 28 wilayah potensial yang bisa menjadi lokasi pembangunan PLTN.  

Proyeksi total kapasitas terpasang PLTN bisa mencapai 70 gigawatt (GW) pada 2060. Potensi wilayah terkuat ada di Kalimantan Barat.  

Pemilihan lokasi tersebut mempertimbangkan sejumlah kriteria seperti peak ground acceleration kurang dari 0,6 gal, bebas dari bahaya gunung api, dan jauh dari patahan atau sesar aktif sepanjang 5 km.  

“PLTN pertama diusulkan untuk dibangun di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat dengan teknologi small modular reactor (reaktor modular kecil),” ucap Suparman dilansir dari situs web DEN, Sabtu (9/9/2023).

 

Sumber : Kompas

Tags : PLTN

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -