Foto: Menteri ESDM Arifin Tasrif di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Kamis (24/8/2023). (Ronatal Siahaan/detikBali)



Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 18 Sep 2023 20:30 WIB

Jakarta - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan transisi energi memerlukan transformasi yang signifikan pada sektor ketenagalistrikan. Dalam hal itu diperlukan penggunaan energi terbarukan (EBT) serta menghentikan penggunaan pembangkit listrik batu bara secara bertahap.

Arifin mengatakan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang mencapai 1.942 TWh pada tahun 2060, Indonesia akan membangun pembangkit listrik energi terbarukan dengan kapasitas 700 GW.

"Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia yang diperkirakan mencapai 1.942 TWh pada tahun 2060, Indonesia akan membangun pembangkit listrik energi terbarukan sekitar 700 GW," kata Arifin dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Berdasarkan peta jalan transisi energi net zero emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat, pengembangan pembangkit listrik di Indonesia dilakukan melalui beberapa strategi. Katanya, mulai 2030 pembangkit listrik tenaga surya akan ditingkatkan secara besar-besaran, diikuti oleh pembangkit listrik tenaga angin pada 2037.

"Pengembangan panas bumi dimaksimalkan hingga 22 GW," tuturnya.

Selanjutnya, Arifin mengatakan pembangkit nuklir akan komersial pada tahun 2039.

Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai, transisi energi di sektor ketenagalistrikan merupakan langkah strategis yang secara beriringan menurunkan emisi di sektor lainnya seperti sektor transportasi dan industri.

"Fokus saat ini semestinya ada pada pengembangan energi terbarukan untuk menjadi tulang punggung energi primer di Indonesia. Inovasi teknologi dalam hal pembangkitan energi dari energi terbarukan yang potensial seperti biomassa, geothermal, hidro, surya, angin, dan lainnya perlu meningkat," kata Ketua ICEF Bambang Brodjonegoro.

Direktur Eksekutif IESR dan ICEF Fabby Tumiwa menekankan agar transisi energi berjalan adil, aman, dan bermanfaat bagi seluruh warga negara, maka memerlukan perencanaan yang matang dan melibatkan seluruh kelompok masyarakat.

Menurut Fabby, transisi energi di sektor ketenagalistrikan menjadi sektor strategis yang mudah untuk pengurangan emisi karena 3 hal seperti kelayakan teknologi pengganti, integrasi jaringan listrik yang bisa direncanakan, dan manfaat ekonomi dari semakin murahnya energi terbarukan.

"Faktor teknologi tersebut mencakup integrasi energi terbarukan, solusi penyimpanan energi, interkoneksi serta fleksibilitas sistem tenaga listrik. Kemudian, integrasi jaringan listrik di mana pembangkit listrik dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam jaringan listrik yang sudah ada," tutup Fabby.

(aid/rrd)

Sumber: https://finance.detik.com/energi/d-6938091/menteri-esdm-target-ri-bangun-pembangkit-listrik-bersih-700-gw

Sumber : Detik

Tags : Energi NuklirPLTN

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -