Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)



NEWS - Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
30 January 2024 09:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sedang merancang strategi untuk mengembangankan 'Nuklir' dalam hal ini Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Yang terbaru, Dewan Energi Nasional (DEN) sudah mengajukan Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO).

Tim NEPIO itu akan diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri ESDM Arifin Tasrif sebagai Ketua Harian dan anggotanya adalah Ketua Dewan Pengarah BRIN, Menteri/kepala Lembaga Terkait, Anggota DEN, Ketua MPTN.

Lantas apa saja ketakutan Luhut jika Indonesia mengembangkan nuklir di dalam negeri?

Luhut membeberkan, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan saat Indonesia akan mengembangkan nuklir sebagai sumber energi.

Pertama, dirinya khawatir perihal faktor kegempaan dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia. Hal itu lantaran bila dibandingkan dengan Jepang yang sudah mengembangkan teknologi nuklir lebih dulu, dia menyebutkan Jepang 'babak belur' dalam mengembangkan teknologi nuklir.

"Ya kita pelajari. Karena sekarang ini saya pribadi ini ya, technology wise saya gak terlalu khawatir. Tapi saya khawatir tuh ada gempa bumi area, itu dia kita sudah siap belum? Jepang saja dia udah babak belur itu," ungkap dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, dikutip Senin (29/1/2024).

Kedua, dia juga mengatakan kedisiplinan Indonesia dalam mengelola teknologi nuklir harus dikaji dengan cermat. "Kedua, kita juga lihat kita cukup disiplin nggak kelola barang ini," tambahnya.

Walaupun begitu, dengan adanya sederet faktor yang menjadi kekhawatiran yakni di sisi gempa bumi dalam mengembangkan nuklir dan disiplin pemeliharaan alat, pemerintah bukan berarti tidak setuju dalam mengembangkan nuklir.

"Jangan bilang nanti pemerintah nggak setuju, ini, ini, ini. Nggak. Kita setuju apa saja untuk kebaikan republik kita, tapi kita harus cermat melihat itu. Dan berdasarkan pengalaman kita yang lalu," imbuhnya.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengungkapkan NEPIO sendiri adalah sebuah badan yang kelak akan bertugas untuk mempersiapkan pembangunan PLTN. Rencana pembentukan NEPIO sendiri sudah disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Menteri ESDM, Arifin Tasrif telah menetapkan Kepmen ESDM 250.K/HK.02/MEM/2021 tentang tim persiapan pembentukan NEPIO sebagai upaya pemenuhan syarat IAEA dalam membangun PLTN.

"Dalam sidang paripurna yang dipimpin pak Presiden akan kita paparkan juga sekaligus minta arahan, ketua timnya Menko Marinves Luhut dan Ketua Hariannya Menteri ESDM Arifin Tasrif," ujar Djoko dikutip Kamis (18/1/2024).

Selanjutnya, struktur anggota percepatan NEPIO bakal berisikan Ketua Dewan Pengarah BRIN, Menteri atau Kepala Lembaga Terkait, Anggota DEN dan Ketua Majelis Pertimbangan Tenaga Nuklir, Kepala Sekretariat, dan Wakil Ketua Harian Tim/Kapokja.

Menurut Djoko, untuk mengkomersialisasikan nuklir, setidaknya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Adapun dari 19 persyaratan yang direkomendasikan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency), Indonesia sudah memenuhi 16 syarat. "Untuk mengkomersialisasi nuklir kita harus memenuhi 19 persyaratan, 16 kita sudah, 3 lagi salah satunya NEPIO," kata dia.

(pgr/pgr)

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240130072644-4-510014/ditunjuk-jadi-ketua-tim-nuklir-ini-sederet-ketakutan-luhut

Sumber : CNBC Indonesia

Tags : Energi NuklirOrganisasi Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -