Foto: (REUTERS/Handout .)



CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2023 14:54 WIB

1. Ketakutan Oppenheimer soal Adu Senjata Nuklir, Bagaimana Faktanya?

Jakarta, CNN Indonesia -- Fisikawan Amerika Serikat sekaligus penemu bom atom, Julius Robert Oppenheimer, menjadi perbincangan usai film biopik "Oppenheimer" tayang di bioskop di Indonesia sejak Rabu (19/7).
Film biografi itu disutradarai Christopher Nolan dan disebut menelan biaya produksi hingga US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

Oppenheimer berkaitan erat dengan bom atom hingga kebijakan nuklir AS, dan dampaknya terhadap negara lain. Beberapa menyebut ilmuwan dan fisikawan pada masa Perang Dunia II turut berperan dalam perlombaan senjata hingga saat ini.

Pada Mei 1945, AS hampir pasti menjatuhkan bom atom di Jepang. Namun, ilmuwan yang tergabung dalam proyek Manhattan berusaha mencegahnya.

Salah satu ilmuwan, Leo Szilard, dan beberapa rekan dia di Proyek Manhattan meyakinkan Presiden AS saat itu Harry S.Truman agar tak menggunakan bom atom, tetapi upaya itu gagal.

Mereka memperingatkan penjatuhan bom akan memicu perlombaan senjata dengan Uni Soviet.

Ketika itu, Oppenheimer merupakan pemimpin Proyek Manhattan. Dia menyadari ada perdebatan soal implikasi senjata yang dibuat.

Namun, Oppenheimer menduga para ilmuwan lah yang memenuhi syarat terkait penggunaan atom dan politik bukan tanggung jawab mereka.

"Pada akhirnya, dia menandatangani sebuah laporan komite penasihat Sekretaris Perang Henry Stimson," ujar Ilmuwan senior di Program Keamanan Global Union of Concerned Scientists, Dylan Spaulding, seperti dikutip dari UCS USA.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa tak bisa mengusulkan demonstrasi teknis yang mungkin akan mengakhiri perang di Jepang dan tidak ada alternatif yang bisa diterima untuk penggunaan militer langsung.

AS pada akhirnya menjatuhkan bom atom di Jepang pada Agustus 1945. Sejak saat itu, Oppenheimer tampak kecewa.

Di hari berikutnya, Oppenheimer membantu AS membentuk sejumlah proposal kontrol senjata yang pertama.

Di sisi lain, fisikawan di Los Alamos, Edward Teller, secara aktif mempromosikan gagasan bom super atau yang disebut bom hidrogen. Senjata ini bisa 80 kali lebih kuat dari bom yang diledakkan di Hiroshima.

"Oppenheimer menentang pembuatan senjata yang lebih mematikan dan sembarangan ini. Dia merasa bom sebesar itu tak punya tujuan militer, menjijikkan," ucap Spaulding.

Spaulding kemudian berujar, "Dia lalu merekomendasikan agar Amerika Serikat mengembangkan senjata nuklir "taktis" yang lebih kecil yang dapat digunakan di medan perang."

Sejak saat itu, fisikawan punya peran penting dalam pengendalian senjata.

Namun, kini sejumlah negara mengembangkan senjata nuklir dan beberapa pihak khawatir akan perlombaan senjata.

Menurut para ahli terdapat sembilan negara yang punya kekuatan nuklir. Dari jumlah ini, delapan di antaranya memiliki senjata yang matang, cukup berkembang, dan siap dimasukkan ke gudang senjata.

Amerika Serikat
Menurut laporan Bulletin of the Atomic Scientist menyebutkan AS memiliki total persediaan hulu ledak nuklir 5.244 per Januari 2023.

Lebih rinci, persediaan hulu ledak mencapai 3.780 hulu ledak. Dari jumlah ini, yang sudah dikerahkan 1.770 hulu ledak, dan cadangan mencapai 1.938. Sementara itu, hulu ledak yang dipensiunkan dan menunggu pembongkaran 1.536.

Rusia
Rusia memiliki persediaan hulu ledak nuklir sekitar 4.489 unit. Dari jumlah ini, sekitar 1.674 unit dikerahkan: 834 ruda balistik darat, sekitar 640 kapal selam, dan mungkin 200 di pangkalan berat.

Militer Rusia memiliki 1.400 persediaan hulu ledak yang dipensiunkan dan menunggu pembongkaran.

2. Ketakutan Oppenheimer soal Adu Senjata Nuklir, Bagaimana Faktanya?

China
Chin terus berusaha mengembangkan program senjata nuklir modern mereka.
Bulletin of the Atomic Scientists memperkirakan China telah memproduksi sekitar 410 hulu ledak nuklir per Maret 2023.

Namun, menurut laporan Kementerian Pertahanan A, China diperkirakan bakal memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.

Inggris
Di antara negara yang punya senjata nuklir, Inggris paling progresif dalam membentuk pencegahan nuklir minimum.

Pada Mei 2021, Inggris punya 225 hulu ledak nuklir

.Prancis

Persenjataan nuklir Prancis memiliki angka yang stabil selama satu dekade terakhir. Negara ini memiliki sekitar 290 hulu ledak.

Korea Utara
Pada 2017, seorang pejabat Korea Utara sempat mengancam Pyongyang bakal melakukan uji coba bom hidrogen di Samudra Pasifik.

Pernyataan itu mencuat usai eks Presiden AS, Donald Trump, menyebut pemimpin Korut Kim Jong UN sebagai "manusia roket," demikian dikutip dari CNN.

Korut diyakini telah mengembangkan kemampuan senjata nuklir, tetapi ada ketidakpastian soal pembuatan senjata.

Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, Hans Kristensen, mengatakan Korut telah menghasilkan bahan fisil yang cukup, berdasarkan penilaian intelijen

"Ini berpotensi membangun 30-60 hulu ledak, bukan berarti mereka harus membangun banyak senjata operasional," kata Kristensen.

India
India diperkirakan telah memproduksi sekitar 700 kilogram plutonium untuk tingkat senjata. Jumlah ini disebut cukup untuk membuat 138 hingga 213 hulu ledak nuklir.

Selain negara tersebut, ada pula negara yang dilaporkan memiliki hulu ledak nuklir seperti Israel dan Pakistan.

(isa/bac)

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20230721143146-134-976147/ketakutan-oppenheimer-soal-adu-senjata-nuklir-bagaimana-faktanya/2

Sumber : CNN Indonesia

Tags : Senjata Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -