Ilustrasi nuklir. Pengamat desak AS kerahkan aset nuklir ke Korsel. /Pexels/Rags Fehrenbach



PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat harus mempertimbangkan ­kemungkinan untuk mengerahkan aset senjata nuklirnya ke Korea Selatan di masa depan. Hal itu diungkapkan satu lembaga pemikir AS, Rabu, 18 Januari 2023 waktu setempat.

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) menyebut kemungkinan itu sebagai “catatan rencana sebelum mencapai keputusan” guna mengatur kemungkinan pe­nge­rahan pasukan AS ke Korsel di masa mendatang.

CSIS, yang berbasis di Washington, juga menya­rankan AS dan Korsel untuk mulai mengadakan pertemu­an-pertemuan berbasis dis­kusi (tabletop) untuk membahas simulasi situasi darurat.

"Kedua negara sekutu ha­rus mempertimbangkan per­temuan perencanaan tabletop untuk kemungkinan pengerahan senjata nuklir AS ke Korsel," kata Komisi CSIS untuk Korea Utara dalam laporan tentang kebijakan Korut dan langkah untuk memperluas upaya pencegahan, seperti dilansir Yonhap, Kamis, 19 Januari 2023.

"Perencanaan ini harus secara eksplisit menjadi sebuah catatan rencana. Tenggat wak­tu dan ruang lingkup terkait senjata… harus di­biarkan ambigu," kata komisi itu.

Wakil Presiden Senior CSIS untuk Asia dan Korea, Victor Cha, menjelaskan bahwa "catatan rencana" atau usaha awal tersebut dapat mempermudah tindak lanjut keputusan aktual atau akhir yang harus diambil oleh AS.

"Maksudnya adalah begitu Anda memulai proses perencanaan, Anda bisa membuat keputusan untuk mempercepat atau memperlambatnya, tergantung pada perubahan di lapangan," kata Cha saat jumpa pers untuk pratinjau laporan yang akan dirilis pada Kamis, 19 Januari 2023 pagi waktu setempat.

Laporan itu, yang kedua yang akan dipublikasikan oleh komisi CSIS, meng­usulkan masing-masing enam rekomendasi untuk kebijakan mengenai Korut dan perluasan upaya pencegahan AS.

Terkait perluasan langkah pencegahan AS, laporan itu menyebutkan bahwa Washington harus menunjukkan kemampuan nuklir serta kemauan politiknya untuk menggunakannya jika perlu.

Untuk itu, laporan tersebut menyarankan kepada AS untuk menegaskan komitmennya untuk membela Korsel, sebagian dengan menekan­kan bahwa Washington dan Seoul memiliki nasib yang sama.

"Saat merujuk pada 'ke­mam­puan pertahanan leng­kap AS', AS harus menekan­kan bahwa nasib bersama AS-Korsel, yang mengandal­kan kehadiran 28.500 pasukan AS di semenanjung, menjadi alasan utama dari perluasan langkah pencegahan kedua negara," katanya.

Perubahan

Pada catatan yang sama, laporan itu menyarankan kepada AS untuk mempertimbangkan perubahan postur strategi dan nuklirnya untuk memungkinkan atau me­ningkatkan "kehadiran aset strategis AS secara ber­ke­lanjutan di Semenanjung Korea."

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Seoul mungkin terpaksa mempersenjatai diri dengan senjata nuklir jika ketegangan militer dengan Korut terus meningkat.

Pyongyang melakukan 69 peluncuran rudal balistik pada 2022, dan itu jauh melampaui rekor tahunan sebelumnya yang mencapai 25 peluncuran.

Namun, Komisi CSIS de­ngan tegas menentang per­senjataan nuklir Korsel.

"Dalam situasi saat ini, ja­ngan mengerahkan senjata nuklir taktis AS ke Semenanjung Korea ataupun membiarkan Korsel memperoleh senjata nuklir," kata laporan tersebut.

Sebagai gantinya, laporan itu menyarankan AS untuk mendukung peningkatan kemampuan pertahanan konvensional Korsel, termasuk dengan mengerahkan unit pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Korsel jika perlu.

"Tujuan kebijakan akhir adalah untuk mencapai denuklirisasi yang lengkap dan tidak dapat diubah. Meski­pun mungkin ada langkah sementara selama prosesnya, kedua sekutu harus berusaha mencapai tujuan akhir ini," kata Komisi CSIS.

Oleh karena itu, laporan tersebut merekomendasikan AS dan Korsel untuk bersiap dengan kembalinya Korut ke meja perundingan.

"AS dan Korsel harus terus menyatakan kesediaan untuk berdiskusi dengan Korut. Ini bisa mencakup penyampaian komunikasi gabungan mela­lui utusan senior yang meng­indikasikan kesiapan untuk berdiskusi tanpa prasyarat," katanya.

Perwakilan

Komisi tersebut juga mene­kankan perlunya AS untuk mempertimbangkan penunjukan "perwakilan khusus purnawaktu untuk Korut."

Laporan itu menyatakan bahwa "meski tidak ada negosiasi, utusan tersebut dapat mengoordinasikan kemungkinan peta jalan untuk denuklirisasi Korut di antara pa­ra pemangku kepentingan utama di Washington, Seoul dan Tokyo."

Rekomendasi lain untuk kebijakan terhadap Korut dan perluasan langkah pen­cegahan AS-Korsel termasuk meningkatkan penegakan sank­si terhadap Korut, memperkuat kerja sama trilateral AS-Korsel-Jepang dan me­ning­katkan dukungan untuk hak asasi manusia di Korut.***

 

Editor: Puput Akad Ningtyas Pratiwi // Penulis: Huminca Sinaga

Pikiran-rakyat.com // 20 Januari 2023, 07:40 WIB

Sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-016134043/pengamat-desak-as-kerahkan-aset-nuklir-ke-korea-selatan-guna-antisipasi-ketegangan-dengan-korut

 

Sumber : Pikiran Rakyat

Tags : Senjata Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -