Burevestnik adalah rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir Rusia. Foto/kemhan rusia



Syarifudin
Sabtu, 07 Oktober 2023 - 10:00 WIB

MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengkonfirmasi keberhasilan pengujian “Burevestnik” (“Stormbringer”) yang mengkhawatirkan musuh-musuh Negeri Beruang Merah.

Burevestnik adalah rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir Rusia yang tidak seperti apa pun yang ada di gudang senjata negara lain.

Apa yang kita ketahui tentang senjata itu? Apa dampaknya terhadap keseimbangan strategis global? Sputnik menghubungi pakar terkemuka untuk mencari tahu.

“Uji terbaru Burevestnik, rudal jelajah global dengan sistem propulsi nuklir, telah berhasil dilakukan,” ujar Presiden Rusia Vladimir Putin kepada peserta Klub Diskusi Valdai di Sochi pada Kamis (5/10/2023).

“Hari ini, kita hampir menyelesaikan pekerjaan pada jenis senjata strategis modern yang saya umumkan dan bicarakan beberapa tahun yang lalu,” papar Putin, mengacu pada pidatonya pada Maret 2018 di depan anggota parlemen, di mana presiden tersebut memperkenalkan Burevestnik dan senjata strategis baru lainnya.

Senjata itu dirancang untuk menjamin stabilitas strategis global di tengah tindakan Amerika Serikat (AS) untuk mengepung Rusia dengan pertahanan rudal dengan kemampuan ofensif, dan perencanaan Pentagon yang bertujuan menetralisir penangkal nuklir Rusia.

Putin menegaskan kembali berdasarkan doktrin nuklir Rusia yang ada, Moskow hanya akan menggunakan persenjataan strategisnya dalam menanggapi agresi musuh.

Namun dia menekankan, jaminan kemampuan respons Rusia akan berarti kerugian yang “benar-benar tidak dapat diterima” bagi calon agresor.

Apa yang Mendorong Pengembangan Burevestnik?

Burevestnik dkembangkan bersama senjata strategis canggih lainnya, termasuk torpedo bertenaga nuklir Poseidon, kendaraan luncur hipersonik Avangard, rudal balistik antarbenua Sarmat, rudal balistik kuasi hipersonik yang diluncurkan dari udara Kinzhal, dan kompleks laser Peresvet.

Senjata itu salah satu komponen dari tanggapan berlapis-lapis Rusia terhadap keputusan pemerintahan George W Bush pada tahun 2002 untuk keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik tahun 1972.

Keputusan Washington yang dianggap picik ini mendorong Rusia membuka kembali cetak biru dan prototipe sistem peroketan dan ruang angkasa canggih serta desain yang dikembangkan dengan sangat rahasia sepanjang paruh kedua abad ke-20 hingga akhir Perang Dingin.

Dalam kasus Burevestnik, hal ini mengikuti jejak yang dibuat Biro Desain Otomatis Kimia yang berbasis di Voronezh untuk membangun mesin roket termal nuklir menggunakan propelan hidrogen cair.

Konsep mesin bertenaga nuklir lahir pada akhir tahun 1940-an, pada awal mula peroketan dan program nuklir Soviet.

Ilmuwan roket legendaris Vitaly Ievlev menerima dukungan dari Igor Kurchatov, bapak bom atom Soviet, dan ilmuwan roket Sergey Korolev dan Mstislav Keldysh, untuk melakukan pekerjaan teoretis untuk menciptakan mesin seperti itu.

Meskipun pengerjaan program ini awalnya hanya berfokus pada potensi aplikasi militer, negara tersebut segera menyadari potensi luar biasa dari konsep mesin bertenaga nuklir yang digunakan pesawat ruang angkasa untuk melakukan perjalanan jarak jauh melintasi tata surya, termasuk ke Mars.

Pekerjaan Ievlev dan kawan-kawan pada akhirnya mengarah pada penciptaan RD-0410, mesin roket bertenaga nuklir pertama dan satu-satunya di Uni Soviet.

Pengerjaan proyek ini dimulai pada 1966 di Pusat Penelitian Keldysh, dengan beberapa pengujian yang berhasil dilakukan di Voronezh antara pertengahan hingga akhir 1970-an, dengan kapasitas pembangkit listrik hingga 63 Megawatt yang dicapai pada pertengahan tahun 1980-an sebelum pengerjaan proyek dilakukan.

Proyek itu dihentikan pada tahun 1988 oleh pemerintahan Gorbachev. Ievlev meninggal dua tahun kemudian pada tahun 1990.

Ilmuwan roket Amerika membuat kemajuan mengesankan di bidang ini pada periode yang sama, dengan NASA dan Komisi Energi Atom bersama-sama menciptakan desain yang dikenal sebagai Mesin Nuklir untuk Aplikasi Kendaraan Roket (NERVA), dengan mesin eksperimental berbahan bakar hidrogen cair yang dibuat dan disertifikasi, namun dibatalkan pemerintahan Richard Nixon pada 1973 ketika Washington menghentikan program luar angkasa AS setelah pendaratan di Bulan.

Mesin roket bertenaga nuklir Soviet, juga ditenagai hidrogen cair, dengan heptana sebagai sumber tenaga cadangan, dirancang untuk mampu menghasilkan energi hingga 196 megawatt dengan menggunakan 37 unit bahan bakar terpisah.

Namun, baik desain Amerika maupun Soviet tidak akan memberikan roket atau pesawat ruang angkasa kemampuan untuk beroperasi terus menerus dalam jangka waktu lama, dengan waktu pembakaran sekitar 45 menit dan 24 kali restart pada kasus NERVA, dan 60 menit dan 10 kali restart pada kasus RD-0410.

Apa itu Burevestnik?

Rudal jelajah 9M730 Burevestnik, yang diberi nama pelaporan NATO SSC-X-9 Skyfall, berbeda, dengan pembangkit listrik tenaga nuklir di dalamnya yang dirancang untuk menyediakan tenaga terus-menerus, beroperasi di atmosfer bumi, selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.

Kemampuan itu memberikan senjata itu dapat mencapai semua maksud dan tujuan dalam jangkauan yang tidak terbatas.

Pekerjaan pengembangan Burevestnik dimulai pada Desember 2001, tak lama setelah AS mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari Kesepakatan ABM.

"Burevestnik", yang dalam bahasa Rusia berarti "pembawa badai", "nabi badai", atau "petrel", adalah nama yang diberikan untuk calon rudal jelajah tersebut pada tahun 2018, beberapa pekan setelah keberadaannya terungkap, dalam pemungutan suara online yang terbuka untuk umum oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Walaupun sebagian besar karakteristik Burevestnik, termasuk muatannya, masih dirahasiakan, rekaman senjata yang dirilis militer telah memberikan gambaran kasar kepada para ahli tentang beberapa parameternya, dengan konturnya yang tampak kira-kira sebanding dengan seri senjata rudal jelajah jarak jauh Kh-101. Meskipun demikian Burevestnik tampaknya dua kali lebih besar.

Selain itu, sayap rudal jelajah terlihat menggantung di atas badan pesawat, bukan di bawahnya, seperti pada kasus Kh-101.

Burevestnik dilaporkan memiliki mesin starter berbahan bakar propelan padat, dengan penggerak dalam penerbangan disediakan oleh mesin pernafasan udara nuklir (ramjet) atau mesin turbojet.

Rudal tersebut memiliki panjang peluncuran sekitar 12 meter, yang menyusut menjadi 9 meter saat mesin peluncuran dimatikan.

Detail mengenai pengembangan dan karakteristik pembangkit listrik tenaga nuklir kecil Burevestnik juga masih diselimuti misteri.

Namun, tak lama setelah pidato Putin pada Maret 2018 yang memperkenalkan senjata tersebut, satu sumber mengatakan kepada media Rusia bahwa para ilmuwan telah menyelesaikan pengujian pembangkit listrik yang dapat digunakan dalam rudal jelajah dan kendaraan bawah air otonom yang berlayar di lautan.

Hal itu mengisyaratkan Burevestnik dan Poseidon menggunakan modifikasi dari energi nuklir yang sama.

(sya)

Sumber: https://international.sindonews.com/read/1219649/41/rudal-jelajah-nuklir-stormbringer-rusia-bisa-bikin-bangkrut-mesin-perang-as-1696644610?showpage=all

Sumber : Sindonews

Tags : Senjata Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -