Presiden Rusia dan calon presiden Vladimir Putin bertemu dengan media di markas kampanyenya di Moskwa pada 18 Maret 2024. Putin diprediksi menang telak di Pilpres Rusia 2024.(AFP/NATALIA KOLESNIKOVA)



Kompas.com - 22/05/2024, 06:59 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (21/5/2024) mengatakan, pasukan telah memulai latihan tahap pertama yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin untuk mensimulasikan persiapan peluncuran senjata nuklir taktis.  

Para analis nuklir melihat, latihan-latihan tersebut dirancang sebagai sinyal peringatan oleh Putin untuk mencegah Barat terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina.  

Negara-negara Barat bagaimanapun telah memberikan senjata dan intelijen kepada Kyiv namun menahan diri untuk tidak mengirimkan pasukan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tahap pertama dari latihan ini melibatkan rudal Iskander dan Kinzhal.  

"Latihan ini bertujuan untuk memastikan  unit dan peralatan siap untuk penggunaan tempur senjata nuklir non-strategis untuk merespons dan memastikan integritas teritorial dan kedaulatan negara Rusia tanpa syarat sebagai tanggapan atas pernyataan provokatif dan ancaman pejabat Barat terhadap Federasi Rusia," kata Kementerian tersebut, dikutip dari Reuters.  

Latihan ini melibatkan pasukan rudal di Distrik Militer Selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina dan juga termasuk bagian dari Ukraina yang kini dikuasai Rusia.  

Belarus, tempat Rusia mengatakan pada tahun lalu bahwa mereka mengerahkan senjata nuklir taktis, juga akan dilibatkan, kata kedua negara.  

Senjata nuklir taktis atau non-strategis memang tidak sekuat senjata nuklir strategis yang dirancang untuk memusnahkan seluruh kota musuh. Meski begitu, senjata ini tetap memiliki potensi merusak yang besar.  

Beberapa analis Barat yakin senjata nuklir non-strategis telah menjadi semakin penting dalam pemikiran Moskwa sejak dimulainya perang di Ukraina, di mana pasukan konvensionalnya mengalami kesulitan dalam dua tahun pertama.

Secara teori, penggunaan senjata semacam itu dapat memberikan kejutan yang mengejutkan bagi Barat tanpa harus memicu perang nuklir besar-besaran, meskipun risiko memicu siklus eskalasi akan sangat besar.  

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia kemungkinan memiliki sekitar 1.558 hulu ledak nuklir non-strategis. Persenjataan itu dikendalikan oleh Direktorat Utama ke-12 Kementerian Pertahanan Rusia, yang dikenal sebagai GUMO ke-12.  

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya sedang berlatih untuk mendapatkan "amunisi khusus" -yang berarti hulu ledak nuklir- untuk rudal Iskander, melengkapi kendaraan peluncur dengan amunisi itu dan secara diam-diam maju ke posisi yang telah ditentukan untuk persiapan peluncuran rudal.  

Kementerian itu menyampaikan, unit penerbangan juga berlatih memasang hulu ledak khusus ke rudal hipersonik Kinzhal, dan terbang ke area patroli yang telah ditentukan.

Video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan rudal-rudal yang diangkut dalam konvoi kendaraan militer dan ditempatkan pada posisi yang siap untuk ditembakkan.  

"Latihan ini, jelas, merupakan sebuah sinyal untuk menanggapi diskusi tentang pasukan negara-negara NATO di Ukraina. Fitur yang paling penting adalah pengumuman sebelumnya dan visibilitas," kata Nikolai Sokov, mantan pejabat kontrol senjata Soviet dan Rusia, kepada Reuters.

Ia yakin, militer-militer Barat akan mengamati latihan ini dengan seksama dan berusaha menarik kesimpulan tentang berapa banyak waktu peringatan yang akan mereka miliki jika Rusia mengerahkan senjata-senjata semacam itu secara nyata.  

"Keterlibatan GUMO ke-12 dapat menghasilkan wawasan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan hulu ledak, seberapa baik terdeteksi, seberapa banyak peringatan," kata Sokov, seorang peneliti senior di Pusat Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi Wina.  

Ketika Putin memerintahkan latihan bulan ini, Kementerian Luar Negeri Rusia mengaitkannya dengan komentar-komentar sejumlah pemimpin negara Barat.  

Itu termasuk, Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mengisyaratkan kemungkinan mengirim pasukan Eropa untuk melawan Moskwa di Ukraina, dan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang mengatakan Kyiv memiliki hak untuk menggunakan senjata-senjata yang disediakan oleh London untuk menyerang target-target di dalam wilayah Rusia.  

Ia juga mengutip penyediaan rudal ATACMS jarak jauh dari Inggris, Perancis, dan AS untuk Kyiv.  

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada 6 Mei bahwa latihan ini seharusnya mengirimkan "sinyal peringatan" kepada Barat dan "boneka-bonekanya" di Ukraina.

"Kami berharap latihan ini akan mendinginkan kepala yang panas di ibu kota-ibu kota Barat," kata mereka.  

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, Barat harus menyadari potensi konsekuensi bencana dari risiko strategis yang mereka timbulkan dan berhenti melakukan konfrontasi militer langsung dengan Rusia.

Sumber : https://www.kompas.com/global/read/2024/05/22/065900470/rusia-umumkan-mulai-latihan-peluncuran-senjata-nuklir-taktis?page=2

Tags : Senjata Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -