Presiden Rusia Vladimir Putin (REUTERS/Anton Vaganov/Pool Purchase Licensing Rights)



Sabtu, 08 Jun 2024 12:12 WIB

Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya tidak perlu menggunakan senjata nuklir untuk mengamankan kemenangan di Ukraina. Pernyataan terbaru Putin ini menjadi sinyal terkuat sejauh ini bahwa konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II tidak akan meningkat menjadi perang nuklir.

Sejak memerintahkan pengerahan pasukan militer Rusia ke wilayah Ukraina pada Februari 2022, Putin telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa Moskow akan menggunakan senjata nuklir jika diperlukan untuk mempertahankan diri. Komentar Putin itu dianggap Barat sebagai ancaman nuklir.  

Saat menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St Petersburg pada Jumat (7/6) waktu setempat, Putin ditanya oleh seorang analis Rusia berpengaruh Sergei Karaganov soal apakah Moskow harus menodongkan "pistol nuklir ke pelipis" negara-negara Barat terkait Ukraina.

Dia menjawab bahwa dirinya tidak melihat adanya kondisi dan persyaratan untuk menggunakan senjata semacam itu.  

"Penggunaannya (senjata nuklir-red) dimungkinkan dalam kasus luar biasa -- jika terjadi ancaman terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara. Saya pikir situasi seperti itu tidak akan terjadi. Hal seperti itu tidak diperlukan," tegas Putin dalam forum tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (8/6/2024).

Rusia menganggap Crimea, yang direbut dari Ukraina tahun 2014 lalu, dan empat wilayah Ukraina lainnya sebagai bagian wilayahnya, sehingga meningkatkan kemungkinan serangan nuklir Kyiv tampaknya siap merebut kembali wilayah-wilayah tersebut.  

Ukraina telah meningkatkan serangan drone dan rudal terhadap target-target Rusia, termasuk di Crimea. Kyiv bahkan bersumpah untuk mengusir semua pasukan Rusia dari wilayahnya.

Putin mengatakan dirinya tidak mengesampingkan perubahan pada doktrin nuklir Rusia, yang menetapkan kondisi dan persyaratan untuk penggunaan senjata semacam itu. Dia juga mencetuskan bahwa jika diperlukan, Moskow bisa menggelar uji coba senjata nuklir, meskipun dia memandang hal itu tidak diperlukan untuk saat ini.  

Perdebatan publik mengenai serangan nuklir dalam forum ekonomi utama Rusia tampaknya menjadi upaya Kremlin untuk mengurangi ketakutan terhadap nuklir, ketika perang di Ukraina mengalami eskalasi menuju apa yang disebut oleh diplomat Rusia dan Amerika Serikat (AS) sebagai fase paling berbahaya.

Rusia dan AS menguasai hampir 90 persen senjata nuklir dunia.  

Lebih lanjut, Putin mengharapkan dunia tidak pernah menyaksikan konfrontasi nuklir. "Dan kita tidak memerlukan hal itu. Karena Angkatan Bersenjata kita tidak hanya mendapatkan pengalaman, mereka juga meningkatkan efektivitasnya," sebutnya.

Pasukan Rusia, menurut Putin, telah bergerak maju di sepanjang garis depan di Ukraina dan berhasil merebut wilayah seluas 880 kilometer persegi sejak awal tahun ini, mencakup 47 desa dan kota setempat.

Putin juga mengatakan bahwa Rusia telah meningkatkan produksi amunisi lebih dari 20 kali lipat, yang disebutnya melampaui produksi Ukraina dan Barat.  

Doktrin nuklir Rusia yang diterbitkan tahun 2020 lalu menetapkan kondisi di mana seorang Presiden Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir, yakni secara umum sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau terhadap penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia "ketika keberadaan negara terancam".  

"Tapi doktrin ini menjadi alat yang hidup dan kita juga dengan hati-hati mengamati apa yang terjadi di dunia sekitar kita, dan tidak mengecualikan untuk melakukan beberapa perubahan terhadap doktrin ini. Hal ini juga terkait dengan pengujian senjata nuklir," sebut Putin.  

"Jika diperlukan, kita akan melakukan pengujian. Sejauh ini, belum diperlukan untuk hal ini," imbuhnya.

Penulis: Novi Christiastuti

Copyright: ©detikNews 2024

Sumber : https://news.detik.com/internasional/d-7380682/putin-rusia-tak-perlu-senjata-nuklir-untuk-bisa-menang-di-ukraina/2

Tags : Senjata Nuklir

Artikel Terkait


Komentar


Daftar Komentar


- 0 -